Ketua Komunitas Teknisi, Berbagi Cara Tangani Kerusakan

 

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Di zaman yang semakin modern saat ini smartphone atau handphone, kini sudah menjadi salah satu benda yang sangat penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Seperti melakukan komunikasi, mencari hiburan, ataupun digunakan untuk belajar.

Karena dianggap menjadi salah satu benda yang penting, maka banyak orang yang tidak bisa melakukan aktivitas tanpa bantuan alat ini. Namun kendati sudah dirancang menggunakan teknologi yang mutakhir, handphone juga bisa mengalami masalah.

Ada banyak masalah yang seringkali membuat handphone tak berfungsi. Salah satunya ialah ketika handphone tiba-tiba mati total, entah itu handphone yang sudah berusia lama ataupun baru. Kondisi handphone yang tidak bisa dinyalakan ini terindikasi terjadi masalah.

Biasanya masalah tersebut terjadi karena kerusakan komponen ataupun kerusakan pada hardware.

“Kalau kerusakan softwere biasanya hanya sekadar flashing via komputer. Sampai penggantian IC, kalau penggantian ini softwere sama hardwere klasifikasinya begitu. Tapi kalau rata-rata rusak itu biasanya mati total,” ujar Ketua R-Tech, Muhammad Nur Qomari.

Tidak hanya handphone yang tidak bisa dinyalakan saja, kerusakan lain yang sering terjadi ialah sinyal, lampu mati, hingga LCD yang tidak bisa tampil. Kendati jenis kerusakan yang dialami berbeda-beda, namun pria kelahiran tahun 1979 tersebut mengatakan jika penanganannya hampir sama.

“Penangananya itu mirip, ada yang kelas ringan sampai kelas berat. Pertama ada pengukuran, teknik analisanya,” ungkap Ketua R-Tech tersebut.

Biasanya faktor yang menyebabkan handphone tiba-tiba tidak bisa dinyalakan ada dua, yaitu faktor pemakaian dan juga human eror. Faktor pemakaian yang dimaksud yaitu adanya over used atau pemakaian yang dilakukan secara terus-menerus tanpa henti.

“Yang main game biasanya minimal pakai handphone sehari bisa 6-8 jam, belum lagi sosmednya. IC nya itu punya daya tahan pengoperasiannya bisa panas. Seperti otak kalau digunakan untuk berfikir terus menerus nggak bisa, sama seperti Hp,” bebernya.

Sementara faktor human eror yang dimaksud tersebut ialah tidak sengaja terjatuh, terkena air, ataupun terbanting. [sav/col]