Omicron Varian Baru Virus Corona yang Wajib Diwaspadai, Ini Sebabnya

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro (Foto: SS YouTube Sekretariat Presiden)

 

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

 

blokTuabn.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan, perkembangan terkini upaya pemerintah untuk merespon pandemi Covid-19 dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau yang dikenal dengan PPKM. 

 

Perkembangan pertama yang ia sampaikan adalah pengumuman dari organisasi kesehatan dunia WHO yang menyatakan bukti awal menunjukkan adanya peningkatan resiko penularan covid 19. Yakni, dengan ditemukannya varian virus SARS-COV-2 yang terbaru yakni Omicron.

 

Dalam kesempatan ini Duta Adaptasi Kebiasaan Baru itu ingin menekankan kembali tentang apa yang masyarakat ketahui dan tidak ketahui tentang varian terbaru Ini.

 

"Pertama kita ketahui bahwa pada tanggal 24 November 2021 para ilmuwan di Afrika Selatan melaporkan varian virus Corona baru dengan jumlah mutasi yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada varian lain," ungkap dr. Raisa dalam siaran persnya, pada Rabu (1/12/2021) sore.

 

Ditambahkan Raisa, pada tanggal 26 November 2021 WHO menyatakan bahwa varian baru yang kini dijuluki omicron masuk ke dalam kategori varian yang wajib jadi perhatian atau tarian of concern (VOC). 

 

Lalu pada tanggal 28 November 2021, lanjut dia, pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya antisipasi termasuk pemberlakuan pembatasan perjalanan dari negara-negara yang terdeteksi Varian Omicron tersebut.

 

"Jadi awal yang kita ketahui adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah pandemi, semua respon dan antisipasi dilakukan dalam waktu yang singkat dengan kesigapan tingkat tinggi di segala bidang," tegasnya.

 

Masih Raisa, WHO dan dunia internasional dan warga Indonesia patut mengapresiasi informasi yang diberikan para ilmuwan di Afrika Selatan yang begitu cepat. "Sekali lagi, ini menunjukkan bahwa respon pandemi memang harus berbasis ilmu berbasis sains dan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan," pungkasnya.