Risma, Penari Andalan Unirow Kuasai 9 Tarian

Penulis: Fina Lailatul Fadhilah

blokTuban.com - Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Dalam tari menitikberatkan pada konsep dan koreografis yang bersifat kreatif.

Tari juga dapat diartikan sebagai cara menghiasi dan memperkaya kehidupan. Di Kabupaten Tuban sendiri banyak sekali jenis tari, seperti tayub, lencir kuning, dan sebagainya.

Ervarisma Nur Aqqidahtul Izzah (20) lahir di Tuban 24 Februari 2001 beralamat di Jl. Hoscokrominoto Tuban adalah salah satu penari andalan Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi PGSD Angkatan 2020 yang juga menjadi Duta Tari Kabupaten Tuban.

Bagi Risma, sapaan akrapnya menari adalah hobinya. Bermula dari ibunya yang suka menari sedari kecil, lalu sewaktu TK ia diikutkan les nari oleh ibunya. Sejak itu hobi menari muncul dalam dirinya. Banyak event maupun perlombaan yang sudah diikutinya mulai dari kecil sampai sekarang, dari lomba tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten, hingga tingkat provinsi.

Semua jenis tari disukainya, terkecuali tari gambyong, karena gerakannya terlalu lemah lembut dan halus sangat berbeda dengan dirinya yang super aktif dan lincah. Menurutnya, tidak ada rasa bosan untuk menari justru bisa menghilangkan rasa bosan pada dirinya, dan menari akan selalu membuatnya merasa bahagia.

Tidak ada kesulitan yang dirasakan Risma saat menari, namun terkadang saat akan pentas ada kesulitan untuk menentukan make up antara tarian yang satu dengan tarian yang lain berbeda makna.

"Make up sangat berpengaruh kepada tarian karena dari make up bisa memperlihatkan apakah tarian itu jahat atau lemah gemulai," jelas Risma ketika ditemui di kampusnya, Senin (15/11/2021).

Sanggar Kembang Melati Unirow adalah salah satu komunitas yang diikuti Risma saat ini. Jenis tari yang sudah pernah ditarikan olehnya sudah tak terhitung, seperti Tari Rampak, Puspita, Ngibing, Gambyong, Lencir kuning, Tampah Bubrah, Metu Banyu, Gandrung Dor, Wiwit Tandu, dan sebagainya.

Dari jumlah tarian yang pernah dilakoni Risma, ada beberapa yang paling sering ditarikan ialah tari ngibing, gandrung dor, dan lencir kuning. Karena Tari Ngibing biasanya dibuat untuk pembukaan suatu acara. Sedangkan Lecir Kuning kerap digunakan dalam acara apapun karena merupakan tarian khas Tuban.

Motivasi Risma untuk terus menari, agar bisa melanjutkan generasi-generasi sebelumnya dalam memperkenalkan tarian tradisional. Untuk memperkenalkan kembali seni tari ke masyarakat, biasanya diadakan event keliling setiap tahun.

“Biasanya setiap tahun diadakan event keliling di daerah kita untuk memperkenalkan Kembali tradisi yang ada,” bebernya.

Risma mengaku dalam tarian ada berbagai macam bentuk tradisi dan doa untuk mencapai sebuah tujuan. Banyak suport dari pemerintah, seperti wawasan seputar dunia tari dan setiap ada event di sekolah selalu diambil beberapa anak untuk memeriahkan acara tersebut dan juga untuk menambah penari untuk generasi selanjutnya.

Penghargaan selama menari tidak bisa di hitung jumlahnya, yang pasti lebih dari lima kali. Hal yang paling berkesan dalam dirinya adalah saat lolos seleksi Duta Tari Kabupaten Tuban. Sewaktu SMK Risma sudah pernah mengikuti seleksi Duta Tari Kabupaten Tuban, namun gagal. Dari kegagalannya, ia terus berusaha dan belajar lebih keras lagi. Pada akhirnya kesempatan itu datang lagi dan lolos menjadi Duta Tari Kabupaten Tuban.

“Yang paling berkesan bisa termasuk duta tari secara individu, penghargaan mungkin tidak bisa di hitung, yang pasti lebih dari lima kali,” pungkasnya. (*)

Keterangan : *Penulis adalah Mahasiswi Magang di blokTuban.com, dan sekarang masih Semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unirow Tuban*