Takoyaki, Street Food Jepang yang Populer di Indonesia

 

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

 

blokTuban.com- Street food secara harfiah diartikan sebagai makanan jalanan, yang artinya adalah makanan atau jajanan yang dijual di pinggir jalan. Biasanya menggunakan gerobak-gerobak kecil. Indonesia sendiri sebenarnya memiliki bermacam-macam street food seperti cilok, batagor, pentol goreng, dan masih banyak lagi.

 

Seiring dengan berkembangnya zaman, saat ini juga terdapat banyak kuliner-kuliner asal luar negeri yang dijual di Indonesia. Tentunya resep kuliner tersebut sudah dimodifikasi dan disesuaikan dengan rasa lidah Indonesia.

 

Street food dari negara lain yang cukup terkenal di Indonesia antara lain street food yang berasal dari Asia Timur, yakni dari Korea dan Jepang karena segmentasinya lumayan banyak.

 

Jika street food Korea yang paling terkenal dan sering didengar adalah toppoki, maka street food dari Jepang yang memiliki kedudukan serupa adalah takoyaki. Bagi penggemar jajanan street food pasti sudah tidak asing dengan kedua jajanan tersebut.

 

Takoyaki adalah jajanan yang berasal dari Kansai, Jepang. Jajanan yang berbentuk bulat-bulat kecil berbahan dasar tepung, telur, dan santan tersebut cukup populer di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tuban.

 

Salah satu kedai yang menjual street food tersebut adalah kedai Chao Yaki yang berada di Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban (Samping Toko Baju Clarissa).

 

Tria, penjaga kedai Chao Yaki tersebut mengatakan bahwa kedai ini baru buka pada tanggal 14 Oktober 2021. Takoyaki yang dijual di sini memiliki beberapa varian menu yakni takoyaki original classic, takoyaki chessy melt, takoyaki hot dynamite, dan takoyaki mentaiko.

 

Semua varian tersebut memiliki tiga pilihan isi yakni gurita, sosis, dan jamur. Kebanyakan pembeli takoyaki adalah anak-anak muda dan anak kecil.

 

“Anak kecil-kecil suka yang original isi sosis biasanya, kalo yang suka pedas biasanya beli yang hot dynamite,” ujarnya saat ditemui blokTuban.com pada Jumat (29/10/21).

 

Selain takoyaki, di kedai Chao Yaki juga menjual okonomiyaki dan dimsum. Tria mengatakan bahan untuk membuat takoyaki dan okonomiyaki hampir sama, yang membedakannya adalah bentuknya.

 

“Okonomiyaki buatnya di teflon, kalau takoyaki di dalam cetakan yang bulat-bulat itu. Beda lainnya kalau okonomiyaki ada isian kubisnya,” jelas Tria.

 

Dalam satu hari Tria mengaku bisa membuat 3-4 kali adonan, tergantung dari banyaknya pembeli pada hari itu. Ia juga mengatakan, meskipun belum genap satu bulan pembelinya terkadang lumayan banyak karena juga bisa memsan lewat grab.

 

“Kalau omzetnya nggak tentu, soalnya kadang ruame kadang sepi. Mau weekend itu biasanya ramai,” terangnya.

 

Satu porsi takoyaki yang dijual di kedai chao yaki berisi delapan biji dan dijual dengan harga Rp 12.000 untuk varian original, untuk varian hot dynamite, cheesy melt, dan mentaiko Rp 15.000. Penyajian satu porsi takoyaki ditambah dengan taburan katsuobushi yang berbahan dasar dari ikan cakalang dan bentuknya menyerupai serutan kayu, bagi pecinta makanan jepang pasti sudah tidak asing dengan katsuobushi karena seringkali menjadi pelengkap hidangan asal Jepang.

 

Untuk harga satu porsi okonomiyaki yakni Rp15.000, sedangkan harga dimsum original mulai dari Rp10.000 per 3 biji sampai dengan Rp20.000 per 6 biji untuk dimsum mentai dan dimsum mozzarella. Kedai Chao Yaki buka dari jam 9.00 WIB sampai 21.00 WIB. [din/col]