Pastikan Limbah Sulfur Kilang Aman bagi Lingkungan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Semua kilang minyak pasti menghasilkan limbah Sulfur. Limbah tersebut dipastikan dikelola dengan baik, dan berakhir menjadi air bersih yang tidak berdampak serius ke lingkungan.

Unit Manager CSR RU VI Balongan, Eko Kristiawan menjelaskan, sama dengan di Kilang Balongan, limbah sulfur juga ada. Dengan teknologi yang mumpuni, sulfur tersebut tidak mencemari lingkungan.

"Sulfur itu kita kelola dan dijadikan air bersih," kata Eko dalam paparannya kepada media Tuban-Bojonegoro dalam gathering yang difasilitasi Pertamina MOR V, Senin (29/7/2019).

Eko menegaskan, untuk saat ini sekitar 32 persen pasokan minyak mentah yang diolah Kilang Balongan berasal dari impor. Minyak mentah impor didatangkan dari berbagai negara seperti Afrika Selatan, Kongo dan Nigeria. Untuk kapasitas, Kilang Balongan mampu memproduksi hingga 125.000 Parel Per Hari (BPH).

"Minyak mentah (crude oil) berasal dari Duri dan Minas Riau. Karena produksi crude turun, akhirnya RU VI Balongan menemukan minyak di Afrika," terangnya.

Rincian produksi Kilang Balongan antara lain Premium sebesar 26,3 persen, Solar 24,1 persen, High Octane Mogas Component (Homc) 14 persen, Pertamax 12,2 persen, Deken Oil 6,3 persen, Propelling (plastik) 4,8 persen, LPG 4 persen, Avtur 3 persen, dan Pertamax Turbo 1,4 persen.

Sekitar 86 persen bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi Kilang Balongan didistribusikan ke Jakarta, Banten dan sekitarnya. Kilang Balongan memiliki tingkat kompleksitas paling tinggi dibanding kilang minyak Pertamina lainnya, yakni 11,9 menurut perhitungan Nelson Complexity Index (NCI).

Kilang Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu, Jawa Barat sekitar 200 kilometer arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. [ali/col]