PMDN di Tuban Tembus 614 Investor
Babak industrialisasi Kabupaten Tuban terus berlanjut. Di tahun 2019 lalu, jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di daerah tembus 614 investor, padahal target semula hanya delapan investor, Senin (25/5/2020).
Babak industrialisasi Kabupaten Tuban terus berlanjut. Di tahun 2019 lalu, jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di daerah tembus 614 investor, padahal target semula hanya delapan investor, Senin (25/5/2020).
\Kabupaten Tuban menjadi salah satu kabupaten tujuan investasi di Jawa Timur. Selain Kilang Minyak Pertamina-Rosneft, informasi terbaru ada dua investasi triliunan terbaru di Bumi Wali, Senin (9/3/2020).
Kabupaten Tuban saat ini telah menjadi tujuan investasi. Ada dua jenis penanaman modal di Bumi Wali, yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan asing (PMA).
Kabupaten Tuban, Jawa Timur telah menerima kunjungan Dr. Maxwell Briggs Konsultan Bisnis dan Investasi dari Australia. Dia datang ke Tuban sebagai tindak lanjut promosi investasi yg dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jatim di Surabaya awal Bulan lalu.
Kabupaten Tuban, Jawa Timur kedatangan tamu dari Australia. Keduanya telah menggelar rapat tertutup sejak 8 Oktober 2019 di Kantor Dinas Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein.
PT Pertamina (Persero) menganggarkan investasi sebesar US$ 2,6 miliar atau sebesar 60% dari total investasinya tahun ini sebesar US$ 4,2 miliar. Dari dana tersebut, Pertamina menganggarkan US$ 1,9 miliar atau setara Rp27,4 triliun khusus untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan di 98 proyek hulu migas.
Kabupaten Tuban masih menjadi menjadi tujuan para penanam modal untuk berinvestasi. Sepanjang tahun 2018 tercatat ada 18 investor. Baik Penanam Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN).Â
Setelah tiga tahun dilanda krisis penurunan harga minyak dunia, industri hulu migas mulai menggeliat kembali. Investasi di sektor hulu tahun 2017 mulai naik. Di Timur Tengah investasi naik 4%, Rusia naik 6% dan di Amerika Serikat bahkan naik hingga 53 persen.
Lesunya minat investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) telah berdampak terhadap menurunnya aktivitas eksplorasi. Dampaknya bukan hanya dirasakan dari sisi pemasukan negara, lebih jauh dampaknya justru lebih terasa pada sisi ekonomi makro nasional.
Saat ini dikatakan waktu yang tepat untuk masyarakat berinvestasi emas. Apa pasalnya?