Harga Cabai Rawit di Tuban Meroket, Bawang Justru Turun
Harga cabai rawit di Pasar Baru Tuban tembus Rp90 ribu per kilogram. Melesatnya harga cabai tersebut berbanding terbalik dengan harga bawang merah dan bawang putih yang justru menurun.
Harga cabai rawit di Pasar Baru Tuban tembus Rp90 ribu per kilogram. Melesatnya harga cabai tersebut berbanding terbalik dengan harga bawang merah dan bawang putih yang justru menurun.
Naiknya harga komoditas dapur jenis cabai dikalangan masyarakat umum, menuai banyak tanggapan, baik dari masyarakat biasa, pedagang, maupun para tengkulak.
Harga cabai di sejumlah pasar di wilayah Kabupaten Tuban beberapa hari ini mengalami lonjakan yang tajam, Rabu (24/7/2019). Harga cabai tersebut melonjak lantaran stok cabai menipis.
Dalam kurun waktu dua minggu terakhir, harga cabai di Kabupaten Tuban mengalami kenaikan yang signifikan. Dari hari biasanya yang hanya Rp20.000 sampai Rp25.000 per kilogram kini harga mencapai Rp65.000 per kilogramnya. Hal tersebut membuat sejumlah warga di Kabupaten Tuban resah.
Merosotnya harga cabai di pasaran, masih bertahan hingga H+4 Lebaran. Keadaan tersebut otomatis membuat para pedagang dan tengkulak lokalan mengeluh.
Berawal dari keprihatian terhadap kondisi petani cabai diwilayahnya, Bupati Tuban, Fathul Huda mengintruksikan Sekretaris Daerah untuk membuat Gerakan Membeli Cabai dari Petani. Melalui gerakan tersebut, ASN dihimbau untuk membeli cabai hasil pertanian Bumi Wali. Hal ini sebagai wujud kepedulian terhadap sesama warga.
Menanggapi harga cabe yang turun beberapa saat terakhir ini, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Tuban akan mencarikan solusi agar tidak merugikan petani.
Harga cabai rawit di tingkat petani pada musim panen ini jeblok. Jebloknya harga cabai tersebut sudah terjadi sejak bebeberapa minggu lalu, di hampir semua wilayah yang ada di Kabupaten Tuban.
Petani cabai di Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, heran melihat tanamannya mati mendadak tak wajar seperti tersiram air panas, dan tidak menyeluruh.
Umumnya, musim penghujan petani ramai tanam padi, sebab air di sawah mereka cukup melimpah. Namun hal itu tidak berlaku bagi Tasrip, petani asal Dingil, Jatirogo, Tuban. Pada puncak musim penghujan ia malah menanam cabai. Upaya itu dinilai untuk mengejar nilai jual saat panen mendatang. Sebab, minimnya petani yang tanam cabai, nilai jualnya akan tinggi. Petani asal Dusun Bulak itu membudidayakan cabai dengan sistem mulsa. Sebab, sistem ini diklaim dapat memaksimalkan hasil produksi cabai.