Cerita Desa Binangun Tuban, Punya Kades Seumur Hidup dan Produk Khas Masin

Penulis : Ahmad Nawaf Timyati Fandawan

blokTuban.com – Menjadi salah satu desa yang terletak di paling ujung selatan Kecamatan Singgahan, Binangun merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Singgahan yang memiliki luas sekitar 545,4 Hektar yang terbagi menjadi 3 dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Punten dan Dusun Majol. Desa Binangun sekarang dipimpin oleh Muhammad Munja selaku Kepala Desa sejak 2019, Senin (11/12/2023).

Dengan jumlah penduduk yang bertempat di Desa Binangun sekitar 3.134 Jiwa dengan profesi yang bermayoritas sebagai Petani seperti yang tercatat di RPJM desa yakni berjumlah sekitar 1411 orang, warga Desa Binangun hampir 100% beragama Islam.

Desa Binangun sendiri berbatasan langsung dengan Desa Tunggulrejo dan Tanjungrejo di sebelah Utara, Desa Tunggulrejo di sebelah Timur, Desa Rayung dan Desa Sidoharjo Kecamatan Senori di sebelah Selatan dan Desa Wangluwetan Kecamatan Senori di sebelah Barat. 

Terkait sejarah atau asal mula Desa Binangun sendiri belum bergitu jelas seperti yang dikatakan oleh Yuli Susanti (27) selaku Sekdes Binangun, namun dilihat dari dokumen – dokumen terdahulu yang kemudian di masukan ke dalam RPJM desa menjelaskan bahwa desa ini dari dahulu memang sudah memiliki nama Desa Binangun dengan lurah seumur hidup yang bernama Priyo yakni merupakan Kepala Desa yang sangat dermawan dan sangat berpengaruh dalam pembangunan desa.

Sejak tahun 1895 desa ini sudah diberi nama yakni Desa Binangun. Hal ini didasarkan dengan adanya pemerintahan desa pada tahun tersebut yang mana pada saat itu dipimpin oleh Priyo dari tahun 1895 – 1911 dan digantikan oleh Dayung dari tahun 1911 – 1927 dan berlanjut ke pemimpin – pemimpin selanjutnya yang sampai sekarang dipimpin oleh Muhammad Munja sejak tahun 2019 – sekarang.

“Untuk asal – usul desa itu saya kan mengacu pada meilhat dokumen – dokumen sebelumnya jadi untuk disitu itu langsung gini kok mas, siapa pemimpinnya atau kepala desa ne dari tahun ke tahun itu tok, dari Desa Binangun itu maksudnya kurang begitu jelas soalnya di bukunya cuma yang dulu itu cuma suku enggak ada keterangan suku apa gitu lho,” Tutur wanita berusia 17 tahun tersebut.

Namun uniknya desa ini terkenal dengan sebuah singkatan dari kata Binangun sendiri yang memiliki arti Membina dan Membangun.

Adapun ditanya mengenai potensi wisatanya Yuli Susanti mengatakan bahwa Desa Binangun sebenarnya mempunyai niatan untuk membuat wisata desa namun dikarenakan kondisi lapangan yang dirasa tidak cocok untuk dibangun sebuah wisata dikarenakan banyak lahan pertanian yang terpakai dan tidak adanya objek alam yang bisa dijadikan wisata.

“Sebenere ada niatan tapi kalau disini dengan kondisi lapangan yang seperti itu belum itu kayak tidak pas gitu untuk dibuat wisata, soalnya kan ini area persawahan pertanian tok lahan lainnya enggak ada,” Ujar Yuli Susanti

Menanggapai hal itu pihak desa mencari cara lain untuk mengembangkan potensi desa dengan berfokus pada infrastruktur – infrastruktur desa dan dalam pembangunan lapangan olahraga desa.

“Selama ini jadi ya kita fokus di infrastruktur – infrastruktur saja. Ada tempat olahraga kedepane mau dibangun lapangan olahraga ya kayak lapangan biasa soalnya belum ada kemaren masih belum bagus gitu lho yang dibangun tapi udah ada lapangannya,” Tambahnya.  

Di Desa Binangun ini juga mempunyai produk unggulan salah satunya yakni Masin, Masin sendiri merupakan makanan berupa ikan yang di fermentasi menggunakan tepung jagung yang disangrai yang kemudian di campur dan di fermentasi. Namun produk ini masih berupa produk rumahan saja yang mana belum berbentuk UMKM dikarenakan takutnya tidak bisa bertahan lama dikarenakan produknya berupa produk basah yang notabennya gampang basi.

Disinggung sedikit mengenai tradisinya warga Desa Binangun masih lekat dengan yang namanya sedekah bumi, sedekah bumi ini biasanya dilaksanakan di makam – makam yang terletak di Dusun Punten dan Dusun Majol. 

Di Dusun Punten juga baru – baru ini ditemukan sebuah makam yang konon merupakan makam seorang wali yang bernama Joko Lelono yang mana konon masih ada jalur dari Raden Fatah Demak. Adapun makamnya sendiri baru mulai dibangun pada tanggal 06 Agustus 2023 lalu.[Naw/Ali]