Populer Telur Bebek Asinnya, Begini Sejarah Desa Cangkring Tuban

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com – Terletak di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, desa seluas 200 Ha ini hanya memiliki satu dusun saja, yakni Dusun Cangkring. Mayoritas penduduk Desa Cangkring rata-rata bermata pencarian sebagai petani dengan hasil utama berupa padi.

Menurut keterangan Nurhasan selaku Sekdes Cangkring, dahulu di desa ini terdapat dua orang yang babat alas yakni Mbah Buyut Ganti dan Mbah Buyut Tubah.

“Dulu di Desa Cangkring itu ada dua sesepuh, yang pertama itu Mbah Buyut Ganti dan yang ke dua itu Mbah Buyut Tubah” Jelasnya.

Disebutkan bahwa kedua orang tersebutlah yang melakukan babat alas dan menjadikan Desa Cangkring sebagai sebuah perkampungan, lama kelamaan bertambah penghuninya dari luar perkampungan sehingga banyak yang menetap di desa Cangkring. Namun, suatu hari di desa ini terbentuklah dua kelompok masyarakat yang hidup rukun, yang pertama kelompok Mbah Buyut Ganti dan kelompok Mbah Buyut Tubah.

Pada saat musim kemarau panjang lahan pertanian banyak yang kekeringan, banyak masyarakat kekurangan pangan. Semua warga masyarakat berembug dan meminta apa yang diinginkan masyarakat ke tempat Mbah Buyut Ganti yang berada di sebelah timur desa dan ke Mbah Buyut Tubah yang berada di sebelah utara desa dan disinilah terjadinya mukjizat yang luar biasa.

Di tempat semedi Mbah Buyut Ganti mengeluarkan sumber mata air dan juga di tempat semedi Mbah Buyut Tubah juga mengeluarkan sumber mata air, pada akhirnya semua warga menggali kedua sumber mata air tersebut dan dijadikanlah sumur dari kedua sumber mata air tersebut.

Sampai sekarang kedua sumur tersebut masih dipergunakan warga masyarakat. Untuk sumur yang ditempati Mbah Buyut Ganti dinamakan sumur wetan dan untuk sumur yang ditempati Mbah Buyut Tubah dinamakan sumur lor, pada saat itu pula masyarakat sekitar tidak kekurangan air dan kekurangan sandang pangan.

Konon, di desa ini juga dahulu terdapat seorang pendatang dari Jawa Tengah, yakni Raden Santri yang merupakan kerabat Sunan Muria. Beliau adalah seorang pendakwah dan penyebar agama Islam. Dakwah beliau tidaklah sia-sia dikarenakan banyak penduduk yang memeluk agama Islam, sehingga samapi saat ini banyak penduduk Desa Cangkring yang beragama Islam.

“Di situ dulu itu ada sejenis seperti pohon belukar itu namanya pada zaman dahulu itu namanya wit Cangkring, sehingga pohonnya itu dibabati-dibabati, terus akhirnya wis digae jeneng Cangkring, itu menurut sejarah dari orang tua yang bercerita,” ujarnya, Senin (9/10/2023).

Adapun asal-muasal penamaan Desa Cangkring sendiri disebutkan berawal dari ditemukannya pohon sejenis belukar yang pada zaman dahulu dinamakan pohon cangkring, sehingga setelah pohon itu dibabat, akhirnya desa ini dinamakan Desa Cangkring.

Di sisi lain, desa yang terkenal dengan produksi telur bebek asin ini juga merencanakan untuk membangun sebuah wisata pemancingan yang berlokasi di embong atau waduk di Selatan Desa Cangkring.

“Di Selatan Desa Cangkring itu ada embong desa , ada waduk, nah itu rencananya Pak Inggi itu dibuat untuk pemancingan juga untuk kuliner makan di sana,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Desa Cangkring juga terkenal dengan sebutan desa berbasis sedekah. Rencananya desa ini juga ingin memperkenalkan sebagai desa berbasis sedekah.

“Setiap tahun, menjelang panen, kita itu membuat yang namanya iqbar dzakat, itu sampe jutaan dan langsung mendapatkan apresiasi dari Tuban, dari Pengurus NU bahwa Desa Cangkring termasuk desa yang baik dalam bersedekah,” tutupnya. [Af/Ali]