5 Pantangan di Bulan Suro Menurut Kebudayaan Jawa

Reporter : Dahrul Mustaqim

blokTuban.com - Bulan suro disebut sebagai bulan pertama dalam penanggalan Jawa. Dalam kebudayaan Jawa bulan Suro dikenal sebagai bulan sakral. Saking sakralnya sehingga kerap kali dianggap sebagai bulan yang menyebabkan banyak kesialan.

Mengutip akun instagram @bwi24jam ada 5 pantangan dan larangan yang harus dilaksanakan selama bulan suro, di antaranya sebagaimana berikut:

 

1. Dilarang Bepergian Jauh Jika Tidak Ada Kepentingan

Sebenarnya masyarakat Jawa boleh-boleh saja berpergian jauh, asalkan ada kepentingan yang benar-benar mendesak. Larangan ini didasari oleh rasa khawatir masyarakat Jawa yang cukup tinggi. Dikhawatirkan ketika memaksakan diri berpergian jauh, maka bisa mengalami kecelakaan maupun kesulitan dalam perjalanan.

Baca Juga:

Kapan Puasa Tasu'a dan Asyura Muharram 2023? Simak Lafal Niatnya

2. Dilarang Menggelar Pesta

Mengingat bulan suro bagi masyarakat Jawa adalah bulan yang baik untuk merenung dan berdoa, maka masyarakat Jawa memiliki budaya untuk tidak menggelar pesta, baik pesta pernikahan, khitan maupun tasyakuran. Masyarakat Jawa akan dianggap kurang etis dan memiliki dampak negatif jika menggelar pesta di bulan yang dianggap sakral tersebut.

 

3. Dilarang Membuat Rumah

Membuat rumah juga menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa yang banyak diyakini masyarakat hingga saat ini. Bisa jadi ketika pindah rumah pada bulan suro akan terjadi sesuatu hal buruk di masa mendatang.

Baca Juga:

Doa dan zikir Setelah Shalat Subuh Awali Hari Penuh Berkah

4. Dilarang Pindah Rumah

Selain membuat rumah, masyarakat Jawa juga memiliki pantangan untuk tidak pindah rumah selama bulan suro. Masyarakat Jawa mempercayai hal ini untuk menghindari risiko maupun dampak negatif yang akan muncul. Banyak juga yang percaya bahwa pindah rumah di bulan suro dapat mengganggu keseimbangan alam atau energi spiritual.

 

5. Dilarang Mengucapkan Hal yang Tidak Baik

Berbicara hal yang tidak baik selama bulan suro juga menjadi pantangan tersendiri dalam kehidupan di Jawa. Karena berbicara yang tidak baik di bulan suro diyakini dapat mendatangkan kesialan atau energi negatif yang akan berdampak pada kehidupan seseorang.

Baiknya bagi masyarakat yang masih memegang teguh kebudayaan Jawa untuk tetap menaati aturan yang telah berlaku sejak dulu hingga sekarang, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.[Rul/Ali]