Racikan Jamu Tradisional Ini Banyak Disukai Anak-anak di Tuban

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Jamu merupakan minuman tradisional yang terbuat dari tumbuhan dan rempah-rempah khas Indonesia yang dikenal memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. tersebab itulah, minuman tersebut memiliki rasa pahit dan getar dilidah sehingga kurang memiliki banyak peminat dikalangan anak muda. 

Seiring berjalannya waktu, saat ini mulai banyak kalangan yang menyukai minuman satu ini. Hal tersebut terjadi berkat racikan dari para pembuat jamu die ra masa kini yang menjadikan jamu sebagai minuman yang segar untuk dikonsumsi.

Salah satu pengusaha jamu yang ada di Kabupaten Tuban ialah Istiqomah, perempuan asal Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding ini, sukses mematahkan mitos jika jamu memiliki rasa yang tidak lezat.     

Istiqomah sendiri terjun ke dunia jamu sejak tahun 2019 lalu, karena meneruskan usaha turun temurun dari ibunya yang juga berjualan jamu. Akan tetapi, perempuan ramah ini mengaku jika jamu racikannya tersebut sudah disesuaikan dengan lidah orang masa kini. 

“Awal saya buat jamu itu tahun 2019 setelah resign dari kerja. Jadi ibu saya jualan jamu, waktu resign saya akhirnya mempelajari jamu salah satu resepnya dari ibu saya tapi yang lain saya modifikasi,” ucapnya kepada blokTuban.com pada Rabu (9/2/2022). 

Meskipun racikan dari jamunya sudah disesuaikan dengan lidah penduduk lokal masa kini, akan tetapi juga tidak mengurangi rasa jamu yang sudah melekat dan tetap memberikan rasa yang segar dan nikmat bagi para peminumnya.  

Kesegaran dari jamu yang diberi nama jampiku ini terbukti dari banyaknya anak kecil yang ikut serta menyukai racikan buatan perempuan yang pernah bekerja disalah satu bank di Jawa Tengah itu. 

Ada banyak varian rasa jamu yang ditawarkan mulai dari Beras Kencur, Temulawak, Kunyit Asam, Sari Rapat, Sinom, inboost, dan juga Gulas. Dengan harga yang sangat murah yaitu Rp7 ribu per botol dengan kemasan 350 ml. 

“Saya dulu awalnya ingin buat jamu yang rasanya tidak jamu banget. Tapi, setelah melakukan survei ternyata orang sini lebih suka yang rasanya jamu banget jadi saya buat begitu. Alhamdulillah anak-anak kecil juga pada suka,” katanya. 

Biasanya, jamu-jamu buatan perepuan berhijab ini bisa tahan satu hari dalam suhu udara normal sedangkan saat dimasukkan di kulkas bisa bertahan lima sampai tujuh hari. 

Untuk bisa meningkatkan penjualan dan menarik para pelanggan, ibu dari dua anak ini menggunakan kemasan masa kini pada jamunya dan melakukan foto produk yang berfungsi untuk menambah nilai jual. 

Dalam hal ini, pengambilan foto harus dilakukan sebaik mungkin, agar hasil yang didapatkan bisa maksimal dan menarik minat pembeli, selain itu untuk memasarkan produknya ia juga sering mengikuti berbagai acara. [Sav/Ali]