Laporan Sering Molor, Bendahara Dibimtek

Reporter: Sri Wiyono

blokTuban.com - Pemegang Uang Muka Kerja atau bendahara di Kantor Urusan Agama (KUA) di lingkungan Kemenag Tuban menjalani bimbingan teknis (bintek) manajemen pengelolaan keuangan. Sebab, selama ini laporan keuangan dari KUA masih sering molor. Materinya tentang Juklak Operasional KUA sesuai keputusan dirjen no 590 tahun 2018.

‘’Untuk laporan keuangan setiap tanggal 10 mestinya sudah harus sudah sampai di kemenag Tuban. Akan tetapi realitanya belum sesuai dengan teori,’’ ujar Kepala Kemenag Tuban Sahid saat membuka bintek di aula kemenag Jalan Wahidin Sudiro Husodo Rabu (3/10/2018).

Dia mengatakan, negara memberikan bantuan keuangan itu, disamping pekerjaannya selesai,  laporan  keuangan juga harus tuntas. Semua kegiatan yang ada di kantor Kemenag, kata dia, sudah selayaknya dibreakdown di KUA. Sekarang sumber daya manusia (SDM) di KUA mestinya sudah cukup untuk mengerjakan semua tugas-tugas yang ada.

‘’Adanya bimtek ini di harapkan KUA makin disiplin sehingga tercapai tupoksi sesuai waktu yang telah di tentukan,’’ harapnya.

Dalam pelaporan keuangan, lanjut dia, idealnya harus memenuhi empat unsur, yakni tepat sasaran, tepat jumlah, tepat guna dan tepat waktu. Hasil dari audit kinerja yang dilakukan Tim Itjen Kemenag, menemukan  masih banyak pegawai yang belum disiplin dalam masalah kehadiran. Yang diperiksa baru kehadiran masuk dan pulang, belum membicarakan isi pekerjaan dari setelah cek lock pagi tersebut.

‘’Apa yang dikerjakan selama 7,5 jam per hari belum disebut. Jangan sampai ada pernyataan pegawai yang mengatakan pegawai sekarang lebih sulit dari pada pegawai dulu,’’ katanya. Dulu, kata dia, pegawai tidak mengisi Si EKA (Sistem Informasi Elektronik Kinerja ASN), sekarang semua pekerjaan harus dimasukkan dalam aplikasi yang terkoneksi langsung dengan pusat.

‘’Dulu setiap dapat honor transport kegiatan di luar kantor di berikan transport secara tunai. Sekarang semua harus nontunai, yang tidak bisa cair seketika. Celakanya ATM dibawa istri sehingga tidak ada istilah duwik lanang,’’ kelakar Sahid  yang disambut tawa peserta.[ono]