Kemudahan Kerja Fleksibel Paling Dicari Pekerja

Reporter: -

blokTuban.com - Waktu kerja yang fleksibel saat ini semakin banyak diterapkan di dunia kerja. Kelenturan waktu tersebut juga menjadi pertimbangan banyak milenial karena mereka bisa tetap menjaga keseimbangan hidup.

Dari survei yang dilakukan penyedia ruang kerja Regus menemukan, 85 persen orangtua yang bekerja akan meninggalkan manfaat kerja lainnya agar dapat bekerja secara fleksibel.

Selain itu, 81 persen responden memercayai manfaat yang paling penting adalah keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan dan pekerjaan.

Ruang kerja fleksibel, yang juga dikenal sebagai co-working, menawarkan ruang kepada individu atau karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa harus datang ke kantor atau memikirkan gangguan jika mereka bekerja di rumah.

Pertumbuhan ruang kerja fleksibel akan membuat banyak orang mampu mengakses ruang kerja di mana pun mereka berada.

Aksesibilitas merupakan manfaat utama yang ditawarkan ruang kerja fleksibel, karena penggunanya tidak perlu lagi menghabiskan banyak waktu di perjalanan dan dapat bekerja lebih dekat dari rumah.

Menurut survei Regus, sebanyak 71 persen orangtua yang bekerja sangat ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, bukan di perjalanan. Lalu 38 persen ingin menghabiskan waktu untuk 'diri sendiri', misalnya bersantai berlama-lama atau berkumpul bersama teman.

Vijayakumar Tangarasan, country head Regus untuk Indonesia, Malaysia dan Brunei mengungkapkan, cara kerja masa kini dapat menjadi kendala bagi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan – namun orangtua selalu berusaha memastikan keluarga dan karir bisa berjalan selaras.

“Perusahaan diharapkan siap menjawab banyaknya permintaan sistem kerja fleksibel dari orangtua yang bekerja saat mencari tenaga kerja baru,” kata Vijayakumar dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Jakarta, Sabtu (15/9/2018).

Memaksimalkan pilihan fleksibel

Beralih menjadi pekerja fleksibel dapat membawa perubahan besar dalam kualitas hidup. Nah ada beberapa tips dari Regus bagi orangtua yang menginginkan perubahan dalam pola bekerja umum, menjadi fleksibel.

- Negosiasikan dengan perusahaan

Meyakinkan perusahaan untuk memberikan pilihan kerja fleksibel bukanlah tugas berat, bahkan jika pilihan ini belum ada di tempat kerja. Coba tukar manfaat yang mungkin tidak digunakan dengan pilihan fleksibel, atau buat jam kerja baru.

Sebagai contoh, survei menyatakan, 85 persen orangtua yang bekerja bersedia tetap bekerja pada jam istirahat makan siang atau 85 persen lain juga rela meninggalkan manfaat lain seperti keanggotaan ruang kebugaran perusahaan agar bisa bekerja dengan fleksibel.

- Berpikir kreatif mengenai lokasi kerja

Waktu perjalanan tidak selalu menyangkut waktu yang dihabiskan untuk perjalanan dari rumah ke kantor. Dengan ruang fleksibel co-working yang tersebar di banyak lokasi, apabila kondisi menuntut berada dekat dengan sekolah, tempat penitipan anak, atau dekat dengan klien daripada kantor utama, pilihan kerja fleksibel ini bisa menjadi solusi.

- Buang perasaan 'presenteeism'

Ruang kerja fleksibel lahir karena adanya fleksibilitas bagi para pekerja berkat adanya teknologi terkini. Bagi orangtua, jam kerja dari jam 9 – 5 tidak sesuai dengan waktu kegiatan anaknya.

Untuk memaksimalkan kerja fleksibel, coba atur jam kerja baru seperti mulai dan selesai belakangan, atau mulai dan selesai lebih awal, atau fokus pada hasil kerja tanpa terikat jam kerja.

- Sikapi kerja fleksibel dengan luwes

Tidak dapat beralih menjadi pekerja fleksibel penuh waktu? Mungkin pilihan ini dapat digunakan dalam kondisi darurat, seperti saat harus ke penitipan anak di tengah jam kerja yang padat. Jangan gunakan ruang kerja fleksibel setiap hari jika memang tidak perlu – tetapi hendaknya tahu kapan bisa menggunakannya.

*Sumber: kompas.com