‎Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Penataan ulang lokasi Goa Nongko yang berada di Dusun Bentaor, Desa Klumpit, Kecamatan Soko telah berjalan sekitar satu bulan terakhir ini. 

Tampak sejumlah bahan bangunan seperti kayu, pasir, batu, masih berada di sekitar goa yang sebenarnya sudah tak asing lagi bagi masyarakat setempat. Beberapa kerangka gazebo pun telah berdiri di sekitar lokasi.

"Goa itu sudah lama. Tapi baru dibangun dan akan dijadikan wisata," terang Mbak Rum, salah seorang warga desa setempat.

‎Warga yang berdomisili dekat aliran sumber mata air dataran tinggi Klumpit itu juga turut gembira, tentang gagasan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat yang meningkatkan kualitas potensi desa lewat Goa Nongko.

"Warga dan pemuda sekitar s‎ini juga ramai membicarakan itu. Semoga saja nanti kalau sudah jadi tambah ramai,' tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Klumpit ketika ditemui blokTuban.com di lokasi sekitar pembangunan goa juga membenarkan hal itu. Lokasi sekitar Goa telah ditata ulang, dengan membuat jalan pengunjung selebar 8 meter, pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) sekitar 600 meter, dan beberapa unit gazebo yang sudah berdiri.

"Ini baru semingguan dikerjakan. Baru awal, setelah ini rencananya akan dikerjakan pavingisasi untuk jalan pengunjung. Selain itu, juga masih proses pembuatan gazebo yang jumlahnya enam puluh. Untuk dibagi tiap titik," terang Syakur Rahman selaku Kades Klumpit, Sabtu (12/5/2018).

Kades yang juga sebagai pemborong proyek penataan ulang lokasi goa nongko itu juga menjelaskan lagi, keseluruhan pengerjaan wisata yang sudah dikonsep Agro itu tak bisa selesai dalam jangka satu sampai dua tahun saja.

"Perencanaannya harus matang. Selain Agro buah dan sayuran, akan ada kolam renang dan wahana lainnya juga. Baru bisa selesai minimal tujuh sampai sepuluh tahun,"  pungkasnya. 

Kendati demikian, proses pengelolaan wisata nanti tak bisa sepenuhnya ditentukan oleh pihak Pemdes maupun pemuda Karang Taruna (Kartar) setempat. Pasalnya, kepemilikan tanah bukan asli milik desa namun perorangan. [feb/col]