Tolak Menjual Tanah, ini Alasan Warga Mentoso dan Remen

Reporter: Moch. Sudarsono

blokTuban.com - Warga Desa Mentoso dan Remen Kecamatan Jenu, secara kompak menolak menjual tanahnya untuk proyek negara kilang minyak Pertamina Rosneft di daerah setempat.

Penolakan yang dilakukan warga dua desa itu bukan tanpa pertimbangan. Melainkan sudah dihitung secara matang, bagaimana dampak jika tanah mereka terjual untuk kilang minyak.

Warga menilai, jika tanah di daerah sekitar sangatlah subur untuk pertanian. Sehingga berat bagi mereka untuk melepaskan tanahnya tersebut, meski untuk proyek negara.

[Baca juga: Warga Mentoso dan Remen Serentak Tolak Kilang Rosneft ]

"Tanah kita sangat subur, kami tidak mau menjual tanah yang sifatnya hanya untuk kepentingan sesaat," kata Murtika, warga Desa Remen, Jumat (5/1/2018).

Di atas tanahnya seluas 2 hektar tersebut, dia mengklaim bisa memanen lebih dari satu kali untuk segala macam tanaman. Untuk tanaman jagung, satu tahun bisa panen hingga 3 kali, kacang dan semangka bahkan bisa 4 kali.

"Saya sekarang menjual, terus bagaimana untuk tahun berikutnya jika tidak bertani. Kami tidak mau menjual karena tanah kami subur," ungkapnya.

Sementara itu, warga Desa Mentoso, Suwarto juga menyatakan hal yang sama. Dirinya mewakili warga Desa menolak melepas tanahnya untuk digunakan pembangunan kilang minyak.

Penolakan itu didasari dengan keberadaan tanah yang sangat subur, sehingga para warga enggan menjual tanahnya dan lebih baik memilih menjadi petani.

"Tanah di desa ini sangat subur, kita tidak mau menjual. Kita lebih memilih menjadi petani," pungkas warga yang ditokohkan tersebut.

Dari data yang dihimpun blokTuban.com pembuatan kilang minyak Pertamina Rosneft setidaknya membutuhkan lahan dengan luas sekitar 340 hektare.[nok/ito]