Istimewa, Bertemu Gandrung Temu Misti yang dari Jerman

Reporter: Muhammad A. Qohhar

blokTuban.com – Hari kedua Media Gathering Pimpinan Media se Jatim bersama Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) di Kabupaten Banyuwangi terasa istimewa. Sebab, penyelenggara menyuguhkan kesenian lokal Gandrung dengan sang legenda hidup Temu Misti.

Bertempat di Kampung Osing, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (7/9/2017), Mbok Temu Misti masih tampak prima dengan umur sekitar 60 an. Wajar saja, Temu yang telah melanglang buana terasa istimewa.

“Berbahagialah, karena teman-teman kali ini bisa langsung bertemu dengan Maestro Kesenian Gandrung yang sudah sampai Jerman,” kata pembawa acara.

Memang, sesuai data yang diperoleh blokBojonegoro.com, Kesenian Gandrung dan Barong Using tampil mewakili Indonesia di Frankfurt, Jerman pada 28-30 Agustus 2015. Pelaku seni tersebut menjadi salah satu pengisi perhelatan budaya Indonesia yang menjadi tamu kehormatan (Guest of Honour) pada Frankfurt Book Fair 2015.

Temu Misti bersama Gandrung tampil dengan beberapa musisi kenamaan tanah air, seperti Djaduk Ferianto dan Kua Etnika, Dwiki Dharmawan dan J-Flow.

Bagaimana Temu Misti bisa menjadi Sang Maestro? Menurut beberapa cerita, Temu Misti besar bersama kelompok kesenian Gandrung, Sopo Ngiro yang dia rintis sejak 1980, Temu menari dari satu tanggapan ke tanggapan lainnya.

Ia tetap bertahan dengan pakem gandrung ditengah bermunculannya penari gandrung lain yang identik sebagai hiburan para pemabuk. Perempuan yang tak lulus sekolah rakyat ini ingin menunjukkan kalau gandrung bukan kesenian murahan.

Temu dianugerahi suara “emas” yang melengking tinggi dan tidak dimiliki gandrung lain. Selain menari, ia biasa menjadi sinden gandrung dalam setiap pagelaran. Ia juga satu-satunya yang mampu mengkolaborasikan suara gending gandrung dengan lagu Banyuwangi modern. Para peneliti, menyebut suara gandrung Temu, adalah sebuah eksotisme timur.

Tempat lahir Temu di Dusun Kedaleman, Desa Kemiren, sekitar tujuh kilometer dari kota Banyuwangi dulunya adalah kantung kesenian gandrung. Temu kecil, hampir tak pernah melewatkan menonton gandrung. Ia juga terbiasa mengintip para penari gandrung berlatih. Namun tak pernah terbersit di pikirannya untuk menjadi penari gandrung.

“Makanya sangat wajar Temu Misti bisa sampai Jerman,” celetuk Angga Aria, salah satu anggota rombongan dari JOB PPEJ. [mad/ito]