Rengginang Ngrojo Tembus Pasar Internasional

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Usaha rumahan produksi krecek atau yang familier dengan sebutan rengginang asal Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tembus pasar Internasional. Usaha yang dirintis sejak tahun 1999, kini makanan khas Tuban, buatan warga Ngrojo itu sudah mendunia.

Dikisahkan pelaku usaha produksi makanan ringan, Hj. Sriamah (62), memaparkan, di awal produksi dirinya hanya memasarkan rengginang buatannya di pasar tradisional milik Pemerintah Kabupaten Tuban yang ada di kecamatan setempat.

Tak terduga, ternyata bukan hanya dikenal di Bangilan saja, cemilan yang berbahan dasar dari ketan ini lambat laun mulai memikat hati konsumen dari berbagai daerah. Dimulai dari habis 5 kilogram (Kg) ketan, saat ini ia bisa membuat sampai 70 Kg ketan per hari.

"Tahun 1999 sampai 2000 awal mula pembuatan dan penjualan hanya di Pasar Bangilan," kisah Ibu tiga anak itu.

Selama lima tahun berjalan, tepatnya di tahun 2005 rengginang asal Ngrojo itu mulai merambah pasar tradisional se-Kabupaten Tuban. Dengan mempertahankan cita rasa dan kualitas, akhirnya hasil produksinya mulai dilirik oleh orang yang menjalankan bisnis ekspor ke luar negeri.

Alhasil, makanan ringan yang biasanya disediakan untuk menyambut tamu saat ada hajatan itu, dengan konsisten dalam produksi sudah mengekspor ke negara Taiwan satu tahun silam. Dengan bantuan warga sekitar, sekali mengirim bisa mencapai tiga ton rengginang mentah.

"Mulai tahun 2016, rengginang ini mulai dikirim ke Taiwan dengan harga Rp21.000 per Kg," tuturnya dengan raut muka kegembiraan.

Diungkapkan Hj. Sriamah, ada empat macam rengginang yang ia produksi, diNantaranya rasa gurih, manis, terasi, dan bawang. Bahan yang ia pakai untuk membuat rengginang yakni, beras ketan lokal dan rasa khas racikan yang ia ciptakan sendiri.

Pelaku usaha rengginang Ngrojo saat ini, adalah generasi pertama. Melalui belajar secara otodidak rengginang hasil produksinya terkenal sangat gurih dan enak. Sebab, cita rasa dan keuletan ibu yang inspiratif itu rengginangnya terkenal seantero Nusantara hingga manca negara.

"Kita patut bersyukur, kalau sudah dibukakan pintu rejeki jalannya tidak kurang," tutup Hj. Sriamah mengakhiri kisah hidupnya panjang lebar.[rof/col]