Akses Terputus, TGE Terancam Biaya Produksi Membengkak

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Akibat terputusnya akses menuju lapangan minyak Gegunung Pertamina (GGNP) beberapa waktu lalu, Field Manager PT Tawun Gegunung Energi (TGE) Ervino menyebut akan membuat perusahaannya mengeluarkan biaya tambahan. Sebab, jika akan menuju lokasi, pekerja harus berputar melewati jalur Kecamatan Tambakboyo yang jaraknya lebih jauh sekitar 50 km.

"Ketika nanti ada pengiriman alat, tentu harus berputar melalui kecamatan lain dan itu akan menambah biaya transportasi," ujar Ervino, Senin (27/2/2017).

Beruntung, saat ini aktivitas eksplorasi maupun eksploitasi di sumur GGNP sedang istirahat. Sebab produksi minyak yang dihasilkan masih cukup kecil.

Ditambahkan Vino, sapaan karib Field Manager PT TGE itu saat ini di lapangan GGNP hanya terdapat 10 pegawai. Diantaranya 6 satpam dan 4 crew yang melakukan perawatan dan pengamatan.

"Untuk bisa sampai lokasi, mereka memakai kendaraan roda dua, " bebernya.

Ketika disinggung peran TGE untuk perbaikan jembatan yang ambrol beberapa minggu kemarin, pihaknya hanya bisa melakukan keputusan dari kantor pusat. Ia juga berharap dukungan dan doa restu dari warga agar bisa meningkatkan produksi Migas dan hasilnya bisa digunakan membantu masyarakat sekitar.

Diberitakan sebelumnya, pada Senin (13/2/2017) petang, sekitar pukul 17.30 WIB jembatan poros yang menghubungkan Desa Kumpulrejo, Bangilan dengan Kecamatan Kerek mengalami rusak berat atau putus. Hal tersebut terjadi akibat tebing di sisi utara jembatan teregerus oleh debit air yang tinggi, sehingga mengakibatkan longsornya ujung kanan kiri jembatan.

Ambrolnya jembatan juga mengakibatkan terisolirnya 2 desa antar kecamatan, karena tidak ada akses jalan lain yang bisa dilalui.

Selain mengisolir beberapa desa, jembatan tersebut juga menjadi salah satu akses menuju lapangan minyak Gegunung Pertamina (GGNP) yang dikelola oleh KSO Pertamina EP, PT Tawun Gegunung Energi atau TGE.[rof/ito]