Masayarakat Lebih Suka Belanja di Pasar Templek

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Menanggapi keluhan beberapa pedagang di Pasar Tradisional Desa Brangkal, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban yang pembelinya semakin sepi, Kepala Desa (Kades) Brangkal, Zainal Muttaqin saat dikonfirmasi blokTuban.com melalui ponselnya mengatakan sepinya pasar desa brangkal tersebut dipengaruhi diri pribadi masyarakat masing-masing, yang lebih suka berbelanja di pasar templek desa setempat.

"Selain pasar templek berada di tengah-tengah desa, pasar templek juga beroperasi setiap hari," ujar Kades Brangkal kepada blokTuban.com, Minggu (31/7/2016).

Kades tersebut menambahkan, dulu, kepala desa sebelumnya pernah menggabungkan pedagang pasar templek dengan pedagang pasar desa Brangkal di pasar desa, namun beberapa hari kemudian pedagang tersebut kembali di pasar templek lagi.

"Selain itu pedagang di pasar templek yang kebanyakan adalah pedagang keliling, penghasilan mereka akan berkurang atau bahkan tidak mendapatkan hasil apabila berjualan di pasar Desa Brangkal, itu juga menjadi pertimbangan kami," imbuhnya.

Dengan keadaan seperti ini, pedagang di pasar desa brangkal juga bisa melakukan penjualan daganganya dipasar templek di pagi hari, dan berjualan di pasar desa Brangkal apabila pahing dan wage (Penanggalan Jawa) saja. 

"Hinggga saat ini pemasukkan pasar templek lebih besar dibandingkan dengan pemasukkan pasar desa brangkal," tutur Zainal.

Dalam satu tahun pasar templek memberikan pemasukkan hingga Rp10 juta, pertahun. Sedangakan pasar desa brangkal hanya memberikan pemasukan dalam setengah tahun Rp300 ribu. "Pasar templek satu tahun mendapatkan pemasukkan 10 juta, pasar desa hanya Rp150 ribu dalam tiga bulan," pungkasnya.

Memang sebelum adanya pasar templek, pasar Desa Brangkal lumayan ramai, untuk pengelolaan pasar templek selama ini pemasukkan yang didapat tersebut kami menggunakanya dengan positif yakni dimasukkan ke masjid. [hud/ito]