Ibu Hamil Aman untuk Puasa
Oleh: Niken Yuli Astuti*
 
blokBojonegoro.com - Puasa menjadi kewajiban bagi kaum Muslim yang sudah dewasa. Namun, wanita hamil dan menyusui menurut sebagian ulama jika membahakan bagi kandungan, sebenarnya tidak diwajibkan untuk menjalankan puasa. Meski begitu, banyak wanita hamil yang tetap menjalankan ibadah puasa seperti biasa. 
 
Yang utama sebenarnya adalah kondisi kesehatan sang ibu, jika dinyatakan baik dan selalu memperhatikan asupan nutrisi, berpuasa tidak akan mempengaruhi perkembangan janin. Bahkan, puasa bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya.
 
Salah satunya manfaat puasa bagi ibu hamil adalah membantu pembakaran lemak yang tidak dibutuhkan tubuh. Perubahan pola makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali sehari sering membuat ibu hamil khawatir untuk menjalankan ibadah puasa. Kekhawatiran tersebut sebenarnya beralasan, karena ada penelitian menyebutkan, beberapa wanita hamil yang berpuasa memiliki risiko melahirkan bayi yang berberat badan rendah.
 
Studi lain juga menemukan, bahwa berpuasa di bulan pertama kehamilan dapat mengakibatkan penurunan berat badan bayi saat lahir. Namun penurunan ini hanya sekitar 40 gram, sehingga relatif kecil dan tidak berdampak besar bagi kesehatan janin. Pada wanita hamil yang berpuasa umumnya akan terjadi perubahan keseimbangan kimia dalam darah. Namun perubahan ini tidak berbahaya bagi ibu dan bayinya.
 
Wanita hamil perlu membatalkan puasa jika ditemukan tanda-tanda seperti pendarahan, kontraksi (lebih dari empat kali dalam 1 jam), terjadi penurunan gerak janin, pengelihatan memburam, otot tegang, lemas berlebih dan pusing hebat. Oleh karena itu, ibu hamil harus memastikan memperoleh istirahat yang cukup dan menjauhkan diri dari stres. Selalu ingat untuk memenuhi asupan nutrisi dan energi yang tepat saat berbuka puasa.
 
Manajemen Nutrisi saat Puasa
 
Ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh ibu hamil selama berpuasa, diantaranya ketika puasa selama 12 jam, kadar gula darah akan menurun. Saat buka harus diawali dengan makanan manis, seperti kolak, kurma, atau jus buah. Akan lebih baik jika disertai minuman hangat. Hindari minuman dingin karena dapat menurunkan kerja lambung. Ibu hamil juga harus memaksimalkan kerja lambung supaya menghasilkan energi secara tepat. Makan berat dapat dilakukan setelah salat Magrib dengan porsi secukupnya, dan tidak sampai berlebihan agar badan tidak lemas.
 
Ibu hamil lebih banyak membutuhkan asupan air sebanyak 8 sampai 10 gelas, dapat dibagi menjadi dengan porsi 3 gelas saat sahur dan 5 hingga 7 gelas pada saat berbuka sampai menjelang tidur. Usahakan selalu minum segelas susu pada waktu berbuka dan sahur. Hal itu akan bisa menjaga nutrisi dan kondisi kandungan bertambah baik.
 
Saat sahur, ibu hamil harus pandai memilih makanan yang mengandung protein dan lemak dalam jumlah cukup. Kedua jenis zat ini dapat bertahan lebih lama di pencernaan sehingga memperlambat rasa lapar di siang hari. Hindari makanan yang banyak mengandung karbohidrat sederhana (gula), karena akan merangsang produksi hormon insulin untuk membakar gula dalam darah. Akibatnya, kadar gula darah menurun, sehingga tubuh menjadi cepat lemas.
 
Ibu hamil berpuasa sehat dengan makan dan minum saat berbuka dan sahur sesuai dengan kebutuhan gizi. Contohnya dengan memperbanyak asupan protein kurang lebih 80 gram per hari yang didapat dari kalsium susu, ikan, kacang kedelai dan sereal. Sedangkan zat besi bisa didapatkan pada daging, hati, dan sayuran berwarna hijau. Suplemen zat besi direkomendasikan 30-60mg/hari untuk wanita hamil dan menyusui; vitamin dan mineral direkomendasikan dengan pemberian asam folat 0,4mg/ hari yang banyak terdapat pada sayuran hijau, hati, dan telur.
 
Untuk makanan yang mengandung banyak lemak lebih baik di kurangi, sebab bisa menyebabkan mual. Ibu hamil harus istirahat yang cukup. Bila memungkinkan sediakan lebih dari porsi istirahat sebelumnya dan dikurangi porsi aktivitas yang membutuhkan energi ekstra, dan jangan berpikirkan yang berat-berat. Sedapat mungkin hindari stress dan buang jauh kebiasaan atau dorongan untuk marah. [mad]
 
*Pengirim: Dosen D III Kebidanan Kampus Ungu, STIKes ICSADA Bojonegoro