Sejarah Museum Tuban hingga Diberi Nama Kambang Putih
Museum Kambang Putih Kabupaten Tuban kini telah menjadi salah destinasi wisata di Bumi Ranggalawe. Setiap bulannya tak kurang dari 2000 orang yang datang melihat koleksi di museum.
Museum Kambang Putih Kabupaten Tuban kini telah menjadi salah destinasi wisata di Bumi Ranggalawe. Setiap bulannya tak kurang dari 2000 orang yang datang melihat koleksi di museum.
Tak hanya tanjungnya yang cantik, pantai di Kabupaten Tuban satu ini juga menyimpan sejarah yang tak kalah menarik. Adalah wisata pantai Boom yang terletak di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban atau sebelah utara Alun-alun Tuban.
blokTuban.com - Umat Islam mencatat ada beberapa peristiwa penting yang terjadi pada 10 Muharram. Ilulah mengapa Muharram disebut sebagai bulan yang istimewa.
Budayawan Kabupaten Tuban, Suantoko juga ikut merespon demam Tuban Fashion Week yang dipelopori Indah Cs di Tuban. Setelah netizen dan masyarakat menyoal model yang tampil di acara tersebut.
Sebagai anggota Asosiasi Dokter Medis Sedunia atau World Medical Association (WMA), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ternyata memiliki sejarah panjang hingga 70 tahun lamanya. IDI juga memiliki sejarah panjang dengan negara Indonesia.
Dalam rangka memperingati hari jadi Warunggahan yang ke-717 tahun, Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban menggelar Festival Papringan yang ke-2 guna menyemarakkan peringatan, Minggu (19/6/2022).
Penamaan sebuah daerah tak pernah lepas dari sebuah histori di belakangnya, seperti halnya dengan beberapa daerah yang ada di Kabupaten Tuban. Nama Tuban sendiri konon ceritanya berasal dari sejarah Watu Tiban, ataupun Plumpang yang berasal dari nama Alu dan Lumpang.
Kambang Putih merupakan satu-satunya tempat wisata berupa museum di Kabupaten Tuban. Letaknya di sebelah selatan makan Sunan Bonang dan Alun-alun Tuban serta Pantai Boom.
Setiap daerah pasti mempunyai cerita legenda dimasa lampau, termasuk Kabupaten Tuban. Salah satunya di Desa/Kecamatan Plumpang. Konon, asal mula nama Desa Plumpang ini dari kata “Alu†dan “Lumpang†yang merupakan alat untuk menumbuk padi yang terbuat dari kayu.
Almarhum KH. Abdurrohman Sunoko adalah orang yang pertamakali menemukan situs dan makam. Ia juga yang memunculkan serta mengenalkan ke semua orang nama Karto Wijoyo dan Wijoyo Kusumo.