Haul Sunan Bonang ke 507
360 Petugas Gabungan Amankan Haul Sunan Bonang
Sebanyak 360 petugas gabungan yang terdiri dari Polri, TNI dan Satpol PP turut mengamankan pelaksanaan Haul Sunan Bonang ke 507, Kamis (20/10/16).
Sebanyak 360 petugas gabungan yang terdiri dari Polri, TNI dan Satpol PP turut mengamankan pelaksanaan Haul Sunan Bonang ke 507, Kamis (20/10/16).
Tidak kurang ratusan Pedagang Kaki Lima di sekitar jalan protokoler dan sebagian besar mengerebuti alun-alun dalam puncak peringatan Haul Sunan Bonang ke 507, Kamis (20/10/2016).
Jajaran Forpimda Tuban bersama pemangku makam se tanah Jawa, tokoh masyarakat dan alim ulama berjalan kaki dari Pendopo Kridho Manunggal menuju makam Sunan Bonang. Mereka diiringi musik hadrah menuju ke Makam Sunan Bonang untuk menggelar Yasin dan Tahli Kubro.
Puluhan anak dari beberapa kecamatan di Kabupaten Tuban ikuti khitanan massal dalam rangka Haul Sunan Bonang ke 507. Acara yang digelar di halaman masjid Astana Maqom Sunan Bonang cukup meriah, Kamis (20/10/2016).
Puncak peringatan Haul Sunan Bonang ke 507 yang memiliki serangkaian agenda jatuh pada Kamis (20/11/2016).
Kecelakaan Lalu Lintas (Laka Lantas) terjadi kembali di Jalan Raya Montong-Merakurak tepat di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Kecelakaan tersebut melibatkan antara kendaraan roda dua dan truk cold diesel yang mengakibatkan satu korban mengalami patah tangan kanan.
Petugas gabungan yang terdiri dari Polri, TNI dan Satpol PP melakukan penggerebekan rumah yang digunakan sebagai pabrik tempat pembuatan arak, Rabu (19/10/16).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban melalui Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) mengirab 20 finalis pemilihan duta wisata Cung Nduk, Rabu (19/10/2016).
Program 1 Village 1 Product (Satu Desa Satu Produk) yang dikampanyekan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), tampaknya masih jauh dari harapan. Pasalnya, program tersebut masih cukup sulit untuk direalisasikan.
Kedaulatan pangan perlu digenjot dengan memfokuskan bidang pertanian di desa. Potensi tersebut memungkinkan bagi desa untuk menjadi motor penggerak ekonomi negara. Terlebih, 80 persen masyarakat desa hidup bertani.