Penghasil Melon Terbesar, TP-PKK Desa Klotok Punya 4 Produk Olahan dari Melon

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Dalam acara peringatan hari pahlawan yang diadakan oleh Karang Taruna Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) juga ikut memeriahkan acara dengan melaunching produk unggulan yang diolah dari buah melon.

Buah melon sendiri dipilih, lantaran sebagian besar petani yang ada di Desa Klotok menanam buah yang manis satu ini. Oleh karenanya TP-PKK berinisiatif untuk memanfaatkan hal tersebut dengan mengolahnya menjadi suatu produk makanan.

“Ini memanfaatkan produk yang ada di wilayah Desa Klotok yaitu buah melon, di sini hasil terbesar dari masyarakat wilayah Desa Klotok adalah melon,“ ujar Yuni Widyastuti pengurus inti TP-PKK Desa Klotok.

Saat ini, sudah ada empat produk olahan yang berbahan dasar buah melon. Seperti dodol melon, puding melon, manisan melon, dan juga selai melon.

Dalam pengolahan buah melon sendiri, TP-PKK bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, dengan mengadakan pelatihan untuk memberikan suatu usaha yang dilakoni oleh para ibu-ibu PKK.

“Sebetulnya ada banyak produk yang akan dihasilkan, tapi dari kami baru bisa menangani empat produk tersebut,” katanya.

Harga-harga produk yang dihasilkan itu berpatok pada harga buah melon saat ini. Untuk puding melon dijual dengan harga Rp 1.500, dodol melon Rp 2.000 satu kemasan sedangkan untuk manisan melon Rp 1.000.

“Untuk sementara kami hanya memperkenalkan produk, jadi kami hanya mengambil sedikit saja keuntungan,” tuturnya.

Pelatihan yang diikuti oleh ibu-ibu PKK ini dilakukan selama dua hari, namun karena semangat yang dimiliki oleh para anggota TP-PKK Desa Klotok, mereka langsung mengadakan lounching produk unggulan tersebut.

Masyarakat yang mengikuti TP-PKK ada sekitar 32 orang meliputi anggota dan juga pengurus. Semangat dari ibu-ibu PKK ini membuahkan hasil yang cukup memuaskan, karena puluhan produk yang dijajakan habis dibeli oleh warga dalam waktu yang singkat.

Yuni mengaku kesulitan yang dialami ada pada pendanaan dan juga peralatan memasak yang digunakan untuk usaha yang sedang dilakoninya. Sebab, usahanya yang masih sangat baru.

“Dana awal itu belum ada, kemudian untuk peralatan memasak kami belum mempunyai jadi ke depan berusaha supaya ada, untuk sementara difasilitasi oleh desa jadi kalau kami mau buat usaha yang lebih besar belum memungkinkan,”  jelasnya.

Ke depan wanita ramah ini berharap agar produk unggulan milik TP-PKK ini bisa launching lebih besar lagi, serta bisa memasuki area pasar ataupun supermarket. [sav/ono]