MUI Jatim dan Muhammadiyah Tuban Tolak Sound Horeg: Ganggu Masyarakat dan Nilai Moral

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Fenomena sound horeg yang belakangan marak menjelang perayaan Hari Kemerdekaan RI mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Selain masyarakat umum yang merasa terganggu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur juga telah menyatakan penolakannya terhadap penggunaan sound horeg dalam berbagai kegiatan.

MUI Jatim menilai penggunaan sound horeg tak hanya merusak ketertiban umum, tapi juga berdampak negatif secara moral. Pasalnya, tak jarang pertunjukan semacam ini disertai tarian yang dinilai tidak pantas, merusak fasilitas umum, menimbulkan gangguan kesehatan karena tingkat kebisingannya, serta memicu ketidaktertiban sosial.

Pernyataan senada juga datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tuban. Sekretaris PDM Tuban, Edi Utomo, menegaskan bahwa pihaknya tidak anti terhadap seni atau hiburan, namun menolak keras segala bentuk hiburan yang mengganggu kenyamanan masyarakat.

“Jangankan sound horeg, bacaan Al-Qur’an saja jika sekiranya mengganggu warga, Muhammadiyah tidak menganjurkannya,” ujar Edi kepada wartawan, Rabu (9/7/2025).

Ia menyebut bahwa di masjid-masjid Muhammadiyah, penggunaan speaker luar untuk memutar bacaan Al-Qur’an pun dibatasi, merujuk pada hadis Nabi Muhammad saw:

“Janganlah sebagian kalian mengganggu sebagian yang lain, dan jangan pula sebagian yang satu mengeraskan terhadap sebagian yang lain di dalam membaca Al-Qur’an.” (HR. Abu Dawud no. 1332, shahih)

Dengan dasar tersebut, Muhammadiyah Tuban menyerukan pentingnya menjaga ketenangan dan kenyamanan bersama, terlebih dalam momen perayaan yang melibatkan masyarakat luas.

Menjelang karnaval Agustusan, Edi juga menghimbau kepada seluruh penyelenggara acara dan khususnya sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah untuk:

- Memperhatikan waktu salat,

- Menjaga etika berpakaian sesuai dengan nilai-nilai Islam,

- Serta menghindari bentuk hiburan yang berlebihan dan tak sesuai norma.

“Kami mendukung semangat kemerdekaan, tapi jangan sampai mengabaikan etika, waktu ibadah, dan ketertiban umum,” tegasnya.

Muhammadiyah Tuban berharap perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia tahun ini bisa berlangsung meriah namun tetap menjunjung tinggi adab, akhlak, dan harmoni sosial.

[Al/Rof]