
Penulis: Ainin Ainiya Nurroiffah
blokTuban.com - Makam Syekh Asmoroqondi yang terletak di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, menjadi salah satu destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Lokasinya yang berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat Kota Tuban ini telah dikenal sebagai tempat ziarah sejak tahun 1979.
Agus Sutopo, juru kunci makam yang mulai mengabdi sejak Januari 2004, menyampaikan bahwa kegiatan istigasah rutin digelar setiap malam Jumat. Selain itu, masyarakat juga memperingati haul Syekh Asmoroqondi setiap tanggal 19 hingga 20 Syawal. Tak hanya itu, tradisi sedekah bumi juga masih dilestarikan secara kondisional, tergantung musim panen masyarakat setempat.
“Selain itu, masyarakat juga mengadakan sedekah bumi secara kondisional, tergantung waktu panen warga,” jelas Agus Sutopo.
Syekh Asmoroqondi, atau yang juga dikenal dengan nama Ibrahim Asmara Qondhi, merupakan ulama asal Arab yang diutus untuk menyebarkan agama Islam ke Asia. Dalam perjalanannya, ia sempat singgah di wilayah Campa (sekarang wilayah Vietnam), dan menikah dengan putri Raja Campa bernama Dewi Candrawulan. Dari pernikahan tersebut, lahirlah dua orang putra: Raden Santri (juga dikenal sebagai Pandita Bima) dan Raden Rahmat yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel, salah satu Wali Songo.
Setelah berdakwah di berbagai wilayah, Syekh Asmoroqondi akhirnya menetap dan menyebarkan Islam di kawasan Gresik. Ia wafat pada tahun 1424 Masehi dan dimakamkan di Desa Gesikharjo, Tuban. Meskipun namanya tidak setenar putranya, Sunan Ampel, namun peran dan jasa-jasanya dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa tetap dikenang hingga kini.
Perpaduan nilai-nilai spiritual dan tradisi budaya yang melekat menjadikan kompleks makam ini bukan hanya sebagai tempat peristirahatan tokoh agama, tetapi juga ruang refleksi religius dan pelestarian adat, khususnya bagi masyarakat Madura dan sekitarnya.[Rul]