Skip to main content

Category : Fokus


Ketika Kapolres Bertekat Bersihkan Bumi Wali dari Kejahatan

Jawaban Itu Berwujud Tim Macan Ronggolawe

‘’Selama kalian masih menginjakkan kaki di muka bumi, akan terus kita KEJAR dan TANGKAP !!!”. Begitu ancaman yang ditebar AKBP Nanang Haryono beberapa hari setelah menginjakkan kaki di Bumi Wali. Ya, perwira polisi asal Bojonegoro ini langsung membuat gebrakan setelah itu.   

Mirisnya Peredaran Miras dan Narkoba di Bumi Wali

Jangan Biarkan Polisi Sendirian

Gema takbir masih terngiang. Suasana Lebaran masih kental. Ya, 5 hari setelah Lebara. Suasana saling memaafkan itu tiba-tiba dinodai oleh digerebeknya pabrik pembuatan minuman keras (miras) jenis arak di Kecamatan Semanding. Ratusan liter arak siap edar, dan 10.000 liter lebih baceman arak diamankan, berikut perangkat dan alat pembuatannya.   

Setiap Hari Terjadi Tiga Kecelakaan

Masyarakat Kita Tidak Sabaran

Tidak sabaran. Itulah kata kunci yang diberikan Kepala Dinas Perhubungan Mudji Slamet. Sama seperti AKP Eko Iskandr, Mudji juga menilai banyaknya kecelakaan tersebut akibat human error atau kesalahan manusia.

Setiap Hari Terjadi Tiga Kecelakaan

Pos Black Spot Upaya Tekan Laka

Angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi membuat jajaran Satlantas Polres Tuban bekerja keras. Upaya yang dilakukan sudah maksimal. Selain gencar dengan sosialisasi berkendara aman dan tertib, Satlantas juga mendirikan pos Therapy Black Spot atau pos pantau yang ditempatkan di wilayah yang rawan kecelakaan lalu lintas.

Setiap Hari Terjadi Tiga Kecelakaan

4 warga terluka tiap hari

Jarum sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Itu artinya sudah terlalu siang bagi seorang guru yang masih berada di rumah. Karena itu pula, Linda Sulistyani (25), guru di SMA Al Huda yang berada di bawah yayasan milik Bupati Tuban Fathul Huda terlihat tergesa-gesa.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (26)

6 Kali Belanda Gagal Masuk Temayang dan Gunung Pandan

Sebagai tempat pusat pengendali pemerintahan dan militer, Desa Temayang mempunyai peranan penting dalam kedudukannya dan menentukan bagi keberhasilan perjuangan mempertahankan kemerdekaan negara dan bagsa, khususnya bagi Wehreise Brigade Ronggolawe.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (25)

Penghadangan dan Serangan di Kabunan-Suwaloh

Setelah peristiwa cepat yang terjadi di Sumodikaran, yakni 100 pasukan gerilya belum berhasil melumpuhkan 5 serdadu yang melintas, pada bulan Mei 1949, seksi Dihar dan Supandi mengadakan pertemuan di Wedi.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (24)

Prambonwetan Melawan

Kepala Desa Prambonwetan, Suratni, gugur ketika memimpin penghadangan pasukan Belanda di wilayah utara Rengel pada 17 Juli 1949. Selama Agresi Militer Belanda ke II di Tuban, Prambonwetan merupakan daerah penting yang selalu ramai lalu lintas pasukan gerilya.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (23)

Pertempuran Penghabisan Letda Soetjipto

Pagi setelah waktu Subuh, 23 Februari 1949, pasukan Letda Soetjipto yang sedang beristirahat di rumah Sadir, seorang tokoh masyarakat di Senori dikejutkan dengan informasi: pasukan Belanda sudah masuk wilayah Kecamatan Senori dengan personil dan senjata lengkap.

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (22)

Di Sumodikaran, 100 Gerilya Gagal Lumpuhkan 5 Serdadu

<strong><em>Masih pada bulan April 1949, sekitar pukul 07.00 WIB, seksi Dihar, seksi Supandi dan Seksi Noorcahyo dengan total kekuatan 100 orang masing-masing bersenjata, berkumpul di tengah tegalan di Desa Sumodikaran, Kecamatan Dande, tepatnya di sebelah barat jalan besar.</em></strong>