Kemarau Jadi Tantangan Bagi Pembudidaya Jamur Tiram di Palang Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Kondisi cuaca panas ekstrem yang terjadi saat ini, menjadi problem tersendiri, bagi pembudidaya jamur tiram. Sebab, di musim kemarau tantangan dan resikonya cenderung lebih besar.

Pasalnya, sifat dari tumbuhan jamur membutuhkan udara yang sejuk dan kelembapannya harus selalu terjaga.

Kesulitan ini, salah satunya juga dialami oleh pembudidaya jamur asal Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Tuban, Isma Alfiatus Shofi. Menurutnya, pada saat musim kemarau seperti ini, ia harus mengeluarkan tenaga ektra, untuk pemeliharaan jamur tiramnya.

“Kalau kondisi cuaca panas seperti ini, memang harus lebih telaten merawatnya, harus maksimal di penyiraman juga,” paparnya kepada blokTuban.com, Minggu (24/9/2023)

Agar jamur-jamurnya tetap berproduksi, Atus sapaan akrabnya, mengaku harus selalu menjaga temperatur udara dalam kumbungnya, agar tetap dalam kondisi yang rendah.

Seperti halnya rajin menyiram ruangan kumbung atau rumah jamur. Bahkan dalam satu hari, ia bisa menyiram rumah kumbungnya lebih dari tiga kali, guna menjaga kelembaban ruangan.

“Sehari bisa menyiram 3 kali tapi bisa juga lebih, tergantung keadaan di daerahnya masing-masing yang terpenting penyiramannya harus maksimal,” bebernya.

Tidak hanya pemeliharaannya saja yang menjadi tantangan, bahkan pada musim kemarau pembudidaya jamur juga dipusingkan dengan turunnya produksi tumbuhan tersebut.

Sebab, suhu udara yang panas membuat jamur tiram sulit untuk tumbuh. Diakuinya, saat ini 500 bibit atau baglog miliknya, hanya bia tumbuh kurang lebih 1,5 kilogram dalam sehari.

Padahal, biasanya dengan jumlah bibit tersebut, dalam sehari ia bisa memanen kurang lebih sebanyak 6 kilogram jamur tiram.

“Agak sulit pertumbuhannya, karena panas sekali. Sekarang sehari cuma dapat 1,5 kilogram saja kadang itu juga kurang. Tapi kalau cuaca mendukung dan panen rakat 500 bibit itu bia dapat 6 kilogram,” pungkasnya. [Sav/Ali]