33 Buruh Korban PHK Dirikan Tenda Keprihatinan di Depan IKSG Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Puluhan buruh menggelar aksi mendirikan tenda di depan akses keluar masuk Perusahaan PT Industri Kemasan Semen Gresik (IKSG) yang berlokasi di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Rabu (23/8/2022). 

Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan atas Pemecatan sepihak yang dilakukan oleh rekanan dari IKSG beberapa waktu lalu, yaitu PT Swabina Gatra kepada 33 buruh yang selama ini sudah bekerja bertahun-tahun. 

Sebelum mendirikan tenda para buruh korban pemecatan melakukan longmarch sejauh 1 Kilometer menuju ke perusahaan produksi kantong Semen tersebut. 

Ketua Konsulat Cabang FSPMI Tuban, Duraji mengatakan, aksi pasang tenda tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap sikap perusahaan yang tak kunjung mempekerjakan kembali 33 buruh yang dipecat. 

"Kemarin kita sudah dimediasi oleh mediator dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, disarankan agar buruh yang di PHK dipekerjakan kembali, akan tetapi perusahaan tetap menolak," kata Duraji. 

Baca juga :

Tolak PHK 33 Warga Tuban, Buruh Metal FSPMI Demo Maraton 23-26 Agustus 2022

33 Warganya Jadi Korban PHK PT. IKSG, Pemkab Tuban Minta Bantuan Mediator Handal dari Disnaker Jatim

IKSG: Objek Pekerjaan Kurang, Tak Mungkin 33 Buruh Tuban Korban PHK Bekerja Lagi

Tenda terebut, lanjut Duraji juga sebagai bentuk keprihatinan terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) Tuban, yang seolah bungkam terhadap persoalan pemecatan yang terjadi. Padahal buruh yang dipecat merupakan masyarakat Tuban yang selama ini terdampak aktivitas perusahaan. 

"Kami menilai Pemkab Tuban tidak serius mencegah agar PHK ini dianulir, bahkan legislatif terkesan bungkam dan seolah tutup mata," tambahnya. 

Duraji menegaskan, buruh yang dipecat akan terus bertahan di tenda hingga tuntutan mereka dipenuhi, bahkan pihaknya dalam waktu dekat akan berunjuk rasa dengan membawa massa yang lebih besar daripada sebelumnya. 

"Kalau arogansi perusahaan seperti ini dibiarkan terus menerus, tak menutup kemungkinan akan menimpa buruh-buruh yang lain," tegasnya. 

Sebatas diketahui, pihak perusahaan dan serikat pekerja telah bertemu di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Tuban yang dimediasi oleh pejabat dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, namun rapat yang berlangsung selama 5 jam tersebut belum juga menghasilkan kesepakatan, Selasa (22/8/2022). 

Bahkan, saat itu para pekerja sempat mengembalikan sejumlah uang sisa kontrak kerja yang diberikan oleh perusahaan, kendati begitu perwakilan manajemen perusahaan denggan menerima dengan dalih kewenangan dari Kantor Pusat. [Ali]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS