Dianggap Bisa Buang Rejeki, Berikut Pantangan yang Konon Tidak Boleh Dilakukan Saat Hari Raya Imlek

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Hari raya imlek atau tahun baru Cina adalah waktu yang penting bagi etnis Tionghoa. Selain banyaknya tradisi yang dilakukan saaat Imlek seperti membagikan angpao, tarian barongsai, mendekorasi rumah dengan warna merah dan emas, sajian kue keranjang khas Imlek, dan masih banyak lainnya.

Di Kabupaten Tuban sendiri, untuk peringatan hari raya Imlek di tahun macan air ini warga Tionghoa melakukan ritual buang sial dengan melepaskan 888 ekor burung pipit selepas melakukan sembahyang malam tahun baru Cina. Tepat pada pukul 8 malam, Senin kemarin (31/1/2022) di depan altar Klenteng Kwan Sing Bio Tuban

"Ritual pelepasan burung ini merupakan ritual buang sial. Jadi, kita lepaskan burung untuk melindungi mereka agar mereka hidup di alam bebas, dengan begitu kita akan diberikan hidup yang wajar dan enak," ujar Alim Sugiantoro, Ketua Penilik Demisioner TITD klenteng KSB Tuban dikutip dari blokTuban.com

Selain adanya tradisi dan perayaan tertentu saat hari raya Imlek, rupanya ada pula beberapa pantangan yang konon tidak boleh dilakukan saat hari tahun baru cina. Dikutip dari tirto.id, salah satu pantangan saat Imlek adalah membersihkan dan menyapu rumah saat Imlek, hal tersebut dianggap akan membuang rejeki ataupun keberuntungan yang sudah datang. Sebab itu, masyarakat Tionghoa diwajibkan membersihkan rumah dari sampah, debu, ataupun kotoran sebelum hari raya.

Sapu dan benda-benda tajam juga harus disimpan atau disembunyikan saat hari raya agar tidak menakut-nakuti ataupun memotong rejeki yang akan masuk. Pantangan lain yang tidak boleh dilaksanakan saat hari raya adalah memotong kuku dan keramas. Meskipun hal tersebut sebagai bentuk pembersihan diri, sebaiknya dilakukan sebelum hari raya Imlek karena dipercaya pula dapat membuang rejeki yang sudah datang.

Membeli sepatu dengan tali saat hari raya juga dianggap sebagai hal tabu. Dikutip dari suara.com sepatu dengan gaya tali dapat dimaknai sebagai kerumitan hidup sehingga tidak dianjurkan bagi masyarakat Tionghoa untuk membelinya di hari raya Imlek. [din/sas]