Tradisi Nyekar, Warga Ziarah Makam Sebelum Ramadan

Reporter: Nur Malinda Ulfa

blokTuban.com - Setiap menjelang bulan Ramadan tradisi berziarah ke makam keluarga atau nyekar, menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia yang masih ada hingga saat ini. Maka tak heran, jika berbagai tempat pemakaman umum dipenuhi warga yang berziarah.

Selain mendoakan keluarga mereka yang telah tiada, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam.

Misalnya Wati (36), warga asal Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Tuban, ia beserta keluarganya melaksanakan tradisi nyekar menjelang Ramadan ini rutin setiap tahun.

“Ziarah ke makam keluarga, orang tua. Kalau menjelang bulan puasa, sudah kebiasaan kita harus nyekar. Ngga cuma nyekar di keluarga, kita biasanya menyempatkan nyekar di makan para wali, atau yang d tua kan. Nggak cuma menjelang puasa, nanti kalau mendekati Lebaran juga ada,” ujar Wati.

Banyaknya warga yang datang untuk berziarah, membuat kunjungan ke tempat pemakaman umum meningkat tiga kali lipat. Jika pada hari biasanya tempat pemakaman umum tampak sepi dari peziarah, kini justru padat oleh peziarah yang datang tidak hanya dari dalam kota, namun juga dari luar kota.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh warga sekitar tempat pemakaman untuk meraih keuntungan selama musim nyekar ini dengan berjualan bunga di depan gerbang tempat pemakaman. Bunga yang biasa digunakan untuk ditaburkan di atas makam tersebut dijual dengan harga bervariasi. 

“Lumayan lah mbak, ramai-ramainya ya besok hari kamis, karena ini lagi hujan jadi ndak ada yang jualan, ini saya aja sudah mau pulang karena hujan. Bunga sudah dibawa sama suami saya,” tutur Karti salah satu penjual bunga.

Karti mengaku, bunga yang dia jual berasal dari hasil menanam sendiri, ada pula yang ia beli dari tetangganya.[ulf/ono]