Kisah Duka di Bantaran Bengawan Solo Desa Menilo

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Hilangnya seorang nenek di sungai Bengawan Solo turut Desa Menilo, Kecamatan Soko, rupanya bukan kali pertama terjadi. Setidaknya sudah ada 3 kejadian orang tenggelam dan salah satunya tak ditemukan sampai hari ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mustajab, Kepala Desa (Kades) Menilo. Diceritakannya, sepengetahuan ia selama tinggal di Menilo, kejadian pertama kali diingat sekitar tahun 1990-an. 

"Tahun 90-an ke atas, penjual kopi tenggelam. Tapi tidak lama ditemukan. Kedua, ada anak-anak yang tenggelam, juga ditemukan. Ketiga ada nenek usia 70 tahunan, yang sampai sekarang belum ketemu," cerita Kades Menilo kepada blokTuban.com saat berada di area bantaran Bengawan Solo desa setempat, Selasa (16/2/2021).

Dikisahkan Mustajab, korban tenggelam di bengawan itu bernama Sriatun. Nenek berusia 70 tahun itu diduga kuat tenggelam di sungai terpanjang di Pulau Jawa pada tahun 2017 lalu.

"Saat itu hanya ada Dandang (tempat masak nasi *red) di tepi bengawan, orangnya nggak ada. Memang, biasanya juga cuci-cuci di sungai," lengkapnya.

Upaya pencarian korban sudah berjalan sesuai prosedur. Namun sampai detik ini, peristiwa hilangnya Mbah Sriatun masih saja teringat jelas oleh sejumlah pihak. Entah itu dari warga, pamong desa, hingga tim dan pihak terkait yang saat itu andil dalam pencarian korban.

"Sekarang kejadian lagi, Mbah Siyah. Sudah pencarian hari kedua, semoga cepat ditemukan lah," pungkasnya kepada blokTuban.com. [feb/col]