Duh...!!! Anak Kelas 5 SD Dikeluarkan dan Terlunta-lunta Tak Bisa Pindah Sekolah

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Nasib malang dialami SM (55) seorang ayah asal Kecamatan Jenu, Tuban Jawa Timur. Sebab, anaknya berinisial SP (15) dan diduga berkebutuhan khusus yang masih duduk di kelas 5 SD harus dikeluarkan dari sekolah dan terlunta-lunta selama dua tahun terakhir.

"Ketika akan saya daftarkan ke sekolah lain ditolak. Anak saya dikeluarkan tanpa diberi rapor," kisah SM kepada blokTuban.com saat datang ke Yayasan Ash Shomadiyah, Kamis (29/10/2020) siang.

Secara singkat, pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli tersebut mengaku, anaknya sudah tiga kali pindah dari sekolah ke sekolah lain. Yang terakhir, anaknya dikeluarkan pada 31 Oktober 2018 silam.

"Terakhir dikeluarkan dua tahun lalu saat kelas lima, selama ini gak sekolah. Di rumah saja sebab mau daftar di sekolah lain tidak diterima lantaran tidak dikasihkan rapornya," jelas SM.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Nur Khamid terkejut ketika mendengar informasi tersebut. Pihaknya langsung memerintahkan jajaran di bawahnya untuk memastikan hal itu.

"Selama ini saya belum dapat info, baru tadi dan saya langsung memerintahkan Korbidcam maupun Kabidnya untuk menindaklanjuti," tukas Khamid.

Dengan tegas ia menjelaskan, untuk anak berkebutuhan khusus harusnya masuk program sekolah inklusi yang sudah dilaunching sekitar 2017. Dan di Kabupaten Tuban semua sekolah SD sudah di-SK.

Kendati begitu, untuk cara penanganannya tidak semua sekolah siap. Namun kalau ada kategorinya siswa inklusi maka kepala sekolah lapor dinas.

"Namun jika siswa tergolong berat bisa masuk sekolah luar biasa (SLB). Untuk itu, guna memastikan perlu dicek apakah SP ini masuk inklusi atau SLB," bebernya panjang lebar.

Hanya saja yang perlu diketahui, saat ini kebijakan di Tuban telah meminta semua anak usia sekolah agar sekolah, jangan sampai tidak.

"Jika ada kelalaian dari pihak sekolah karena mengeluarkan siswa tanpa rapor atau surat pindah, maka akan kita bina. Intinya temuan ini akan ditindaklanjuti," pungkasnya.

Data yang dihimpun blokTuban.com di lapangan, SP sudah empat kali dikeluarkan dari sekolah. Pertama dari SD Negeri hanya kelas 1, lalu MI kelas 2, ketiga sekolah di MI lagi kelas 3 tak sampai selesai dan terakhir di SD Negeri kelas 3-5.

Namun sekolah terakhir mengeluarkannya sejak 2018 tidak memberikan rapor atau surat pindah. Alhasil, selama dua tahun sejak dikeluarkan dia tidak sekolah karena tidak ada yang mau menerima. [rof/mu]