Penyebab ASI Sedikit dan Cara Mengatasinya

Reporter: -

blokTuban.com - Produksi ASI lancar dan dapat mencukupi kebutuhan bayi umumnya jadi salah satu dambaan ibu menyusui. Meskipun begitu, ada sebagian ibu lain yang cemas bahwa ASI-nya hanya sedikit.

Hal ini biasanya terjadi pada saat bayi menangis atau rewel tak lama setelah disusui. Beberapa ibu pun langsung beranggapan kondisi ini terjadi karena pasokan ASI-nya rendah. Tak jarang bila hal ini kerap kali dialaminya, membuat mereka ingin berhenti menyusui si kecil saja. Apakah Anda termasuk salah satunya, Moms?

Perlu Anda ketahui bahwa perjalanan menyusui memang tak selamanya berjalan dengan mulus. Tentu ada saja tantangan yang akan Anda hadapi. Namun apabila Anda merasa produksi ASI rendah misalnya, Diana West, IBCLC, Konsultan Laktasi yang berada di Amerika Serikat dan rekan penulis 'Making More Milk' menjelaskan, ada beberapa alasan umum yang membuat suplai ASI rendah.

Selain itu, perubahan dalam teknik menyusui atau bantuan dari para ahli seperti konselor laktasi atau konsultan menyusui mungkin dapat membantu meningkatkan produksi ASI secara signifikan. Lebih lanjutnya, berikut beberapa penyebab produksi ASI rendah saat menyusui dan cara mengatasinya, seperti dilansir Todays Parent.

8 Penyebab ASI Sedikit dan Cara Mengatasinya

1.Tidak Menyusui di Malam Hari

Beberapa bulan pertama dalam kehidupannya, bayi memang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk tidur. Namun, bukan berarti Anda dapat membiarkan ia tidur begitu saja ya, Moms. Sebab, hal ini bisa saja membuat si kecil memiliki masalah dalam hal kenaikan berat badan.

Tawarkan terus bayi Anda untuk menyusu. Sebab, setidaknya bayi harus menyusu tiap 2-3 jam sekali, Moms. Jika Anda tak rutin menyusui bayi, terlebih di malam hari, hal ini bisa menyebabkan produksi ASI Anda menurun. Padahal, kadar hormon prolaktin --pemberi sinyal ke payudara untuk memproduksi ASI juga lebih banyak di malam hari. Jika hormon tersebut semakin rendah, dikhawatirkan akan membuat produksi ASI pun menjadi rendah.

2.Menjadwalkan Pemberian ASI atau Menggunakan Empeng

Payudara memang bisa menghasilkan ASI terus menerus, tapi semua itu tergantung seberapa sering pula Anda mengosongkan payudara. Anda mungkin bisa memproduksi ASI lebih sering saat payudara mulai kosong dan produksi ASI akan menurun saat payudara sudah penuh.

Jadi, jika Anda jarang menyusui si kecil karena Anda telah menjadwalkan pemberian ASI atau karena bayi Anda menggunakan empeng, maka payudara pun akan lebih lama kosong, Moms. Itu artinya, produksi ASI akan menurun. Namun sebaliknya, jika bayi lebih sering disusui, payudara Anda akan lebih cepat kosong dan kembali memproduksi banyak ASI.

3. Jaringan Kelenjar

Beberapa jaringan dalam payudara wanita tidak berkembang secara normal. Hal inilah yang bisa menjadi penyebab ASI yang Anda produksi terhambat.

Untuk memperlancar aliran ASI, Anda pun disarankan dapat rutin mengosongkan payudara dengan cara menyusui bayi secara langsung atau memompa ASI, hingga memijat dengan lembut area payudara. Jika tak ada kemajuan, tak ada salahnya berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.

4. Masalah Hormonal atau Endokrin

Masalah hormonal seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), rendah atau terlalu tingginya kadar tiroid, diabetes, hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan beberapa penyebab wanita sulit hamil. Saat mereka yang memiliki salah satu dari penyakit tersebut hamil dan melahirkan bayi, hal ini bisa mempengaruhi produksi ASI menjadi rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa berkunjung ke klinik menyusui atau konsultan laktasi untuk mendapatkan bantuan. Namun salah satu cara lain yang dapat Anda lakukan adalah konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

5.Kesulitan Mengisap atau Masalah Anatomi

Tak hanya ibu, tapi kondisi ini bisa disebabkan karena bayi Anda. Ya Moms, bayi mungkin saja mengalami kesulitan pada saat menyusui karena ada masalah di anatomi tubuhnya. Misalnya, ia mengalami tongue tie atau tali tidah pendek.

Tongue tie sendiri menyebabkan mulut bayi tidak dapat menempel dengan baik di puting susu ibu sehingga ia daya isapannya berkurang. Bayi yang mengalami permasalahan ini biasanya kenaikan berat badannya tak maksimal. Selain itu, hal ini bisa membuat ibu menyusui mengalami puting lecet. Jika si kecil mengalami masalah tersebut, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut ya, Moms.

6.Pemakaian Alat Kontrasepsi yang Hormonal

Sebagian ibu menyusui yang mengonsumsi pil KB merasa produksi ASI-nya tetap berjalan lancar alias tak berpengaruh karena ia minum pil KB. Namun sebagian lainnya merasakan hal sebaliknya, yaitu produksi ASI mereka menurun.

Moms, perlu diketahui bahwa hormon yang terdapat pada pil KB memang akan ada dalam ASI, tapi tak membahayakan. Namun hormon estrogen yang terdapat dalam pil KB itu memang dapat mengurangi produksi ASI. Apalagi, jika Anda sudah mulai mengonsumsi pil KB sebelum si kecil berusia 4 bulan.

Cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan suplai SI adalah dengan menghentikan sementara pemakaian pil KB. Menyusui bayi secara eksklusif sendiri dinilai dapat menjadi KB alami atau pengganti alat kontrasepsi. Namun, apabila Anda masih ragu, sebaiknya konsultasikan hal ini ke dokter ya, Moms.

7.Konsumsi Obat atau Ramuan Tertentu

Pseudoephedrine --bahan aktif dalam obat flu atau demam, methergine, bromocriptine atau sage, perterseli, atau peppermint yang Anda konsumsi saat menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI, Moms. Apabila Anda merasa suplai ASI Anda menurun dan menyadari bahwa hal ini terjadi karena salah satu obat tersebut, segera konsultasi ke dokter tentang pengobatan alternatif untuk penyakit flu atau kesehatan Anda.

8.Operasi Payudara

Biasanya operasi payudara dilakukan wanita dengan alasan medis atau bahkan kecantikan. Pengurangan atau peningkatan payudara misalnya, semakin umum dilakukan. Bahkan tindik di bagian puting juga bisa dikategorikan sebagai operasi payudara dan dapat mempengaruhi produksi ASI Anda, Moms.

Lantas, seberapa besar pengaruh operasi payudara ini terhadap menyusui? Hal ini kembali lagi tergantung pada bagaimana prosedur operasi yang dilakukan, rentan waktu antara operasi payudara dan persalinan, serta apakah saat melahirkan bayi ada komplikasi atau tidak yang dapat melukai payudara.

Beberapa wanita yang melakukan operasi payudara umumnya tetap bisa menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan tanpa kesulitan. Namun, beberapa lainnya membutuhkan bantuan dari para ahli maupun suplemen yang telah direkomendasikan dokter.

*Sumber: kumparan.com