Pertashop Jadi Pusat Ekonomi Baru Pedesaan, ada 39 Titik di Jatim

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - PT Pertamina (Persero) terus menjalankan program pembangunan Pertamina Shop (Pertashop) di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Hingga Agustus 2020, mini outlet Pertashop telah hadir di 39 titik penyaluran yang tersebar di wilayah Jawa Timur.

Unit Manager Communication, Relations & CSR MOR V, Rustam Aji menjelaskan setelah memasuki adaptasi kebiasaan baru, Pertamina kembali menggencarkan pembangunan Pertashop di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

“Pertashop sendiri merupakan lembaga penyalur Pertamina berskala kecil, untuk melayani kebutuhan konsumen BBM yang tidak/belum terlayani oleh lembaga penyalur resmi Pertamina lainnya seperti SPBU,” ujar Rustam.

Selain BBM, Pertashop juga menyediakan produk unggulan Pertamina yang lain seperti LPG Bright Gas dan juga produk-produk Pelumas. Program sinergi ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman Kementerian Dalam Negeri dengan PT Pertamina (Persero) tanggal 18 Februari 2020 tentang Dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam Peningkatan dan Pengembangan Program Pertashop di Desa. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan BBM di desa, terutama di 53% Kecamatan di Indonesia yang belum terjangkau akses SPBU dengan memanfaatkan asset desa.

“Pertamina akan membangun kerjasama dengan berbagai pihak, untuk dapat melayani masyarakat dengan memperluas jaringan distribusi dan aksesibilitas masyarakat terhadap energi yang menjadi salah satu roda penting kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembangungan Pertashop juga diprioritaskan untuk daerah-daerah yang belum terjangkau SPBU, dengan tetap mengedepankan aspek HSSE,” tambahnya.

Ia menambahkan bahwa pembangunan Pertashop di Jawa Timur telah mencapai 39 titik penyaluran. Pertashop tersebut tersebar 1 titik di Gresik, 3 titik di Lumajang, 1 titik di Mojokerto, 2 titik di Kediri, 2 titik di Lamongan, 4 titik di Jombang, 1 titik di Probolinggo, 1 titik di Jember, 1 titik di Banyuwangi, 1 titik di Bondowoso, 3 titik di Malang, 3 titik di Blitar, 2 titik di Tulungagung, 4 titik di Madiun, 1 titik di Ponorogo, 4 titik di Ngawi, 3 titik di Pamekasan, 1 titik di Bangkalan, dan 1 titik di Bojonegoro. Titik suplai untuk Pertashop berasal dari Integrated Terminal (IT) Surabaya Group, IT Tanjung Wangi, Fuel Terminal Malang, Fuel Terminal Madiun, Fuel Terminal Tuban, dan Fuel Terminal Camplong.

Sedangkan di luar Jawa Timur, terdapat 7 titik yaitu 1 titik di Karangasem, 1 titik di Tabanan, 1 titik di Lombok Tengah, 1 titik di Badung, 1 titik di Bangli, dan 2 titik di Lombok Timur yang disuplai dari Fuel Terminal Sanggaran dan Fuel Terminal Ampenan. Sehingga total telah teralisasi sebanyak 46 titik di wilayah Jatimbalinus dari target 82 titik yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2020.

Kepala Desa Kalisongo Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Siswanto, mengungkapkan Pertashop di desanya merupakan crash program dari Pertamina yang dibuka sejak 20 Mei 2020. Untuk pengoperasionalnya pihaknya menggandeng mitra dari PT. Mitra Bumdes Nusantara yang merupakan kerjasama 7 BUMN yaitu Perum BULOG, Danareksa, Pertamina Retail, PPI, RNI, PIHC, dan PTPN 3. Volume penjualan perhari sejak dibuka rata-rata 420 liter/hari.

“Masyarakat sangat senang dengan dibukanya Pertashop, dengan adanya Pertashop masyatakat dapat membeli Pertamax dengan harga sama di SPBU,” Jelas Siswanto.

Dirinya juga menambahkan nantinya di lokasi tersebut akan selain Pertashop juga dibangun semacam kawasan pertokoan dimana masyarakat dapat berjualan barang-barang kebutuhan pokok dan potensi desa lainnya. Sementara itu Kepala Desa Kraton, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Didi Purwantono mengungkapkan Pertashop di Desanya dibuka sejak 20 Mei 2020 dengan rata-rata penjualan 590 liter perhari.

Agus Sudrikamto, Direktur Bumdes Bersama Singosari menceritakan pengalamannya bekerjasama dengan Pertamina dalam mendirikan Pertashop di wilayah Malang. Pengalaman baru bekerjasama dengan salah satu BUMN terbesar di Indonesia, melihat dan menyesuaikan ritme kerja dengan manajemen dan visi yang sama untuk mendukung aktivitas ekonomi desa.

"Diharapkan dengan adanya Pertashop ini dapat menjadi motor penggerak Pendapatan Asli Desa (PAD) di masa yang akan datang dan mendorong perekonomian dan kesejahteraan desa,” ungkap Agus.

Rustam menambahkan, pembangunan Pertashop akan terus berlanjut sampai seluruh kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur BBM dan LPG kecamatan terwujud. Pertamina akan memprioritaskan lembaga desa dan usaha UMKM sebagai pengelola Pertashop, sejalan dengan Program Pertamina One Village One Outlet sehingga nantinya pemerintahan desa memiliki pusat ekonomi baru. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait persyaratan pembangunan Pertashop, dapat diakses melalui https://spbu.pertamina.com/.

“Dengan dukungan Pemerintah dan seluruh stakeholders, Pertamina berharap program Pertashop ini dapat melengkapi kesuksesan Program BBM Satu Harga yang saat ini telah dinikmati masyarakat di wilayah 3T,” tutup Rustam.