Reporter : Sri Wiyono

blokTuban.com - Semua orang punya mimpi. Harapan yang ingin dicapai pribadi maupun untuk orang banyak. Bahkan mimpi untuk daerah kelahirannya. Itulah yang disampaikan Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Setiajit sata bincang santri di blokTuban TV.

 

Dalam acara yang disiarkan melalui live streaming itu, Setiajit banyak memberi insipirasi dan motivasi. Bahwa perjalanan hidup seseorang adalah misteri. Pencapaian saat ini, barangkali sama sekali tak terpikirkan di saat kecil. Hanya, perjalanan hidup di masa kecil banyak mewarnai kehidupan selanjutnya.

 

Setidaknya itu yang tergambar dari kisah singkat masa kecil Setiajit. Dalam durasi satu jam di acara bincang santai itu, Setiajit membeber sebagian kisah hidupnya. Dari sanalah banyak inspirasi muncul. Salah satunya adalah pembelaaan Setiajit pada kaum miskin.

 

‘’Saya dulu sering mencuri jagung milik orangtua saya. Dan saya berikan pada tetangga yang kurang mampu,’’ ujarnya sambil tergelak.

 

Aksi pencurian itu bukan tanpa sepengetahuan anggota keluarganya satupun. Karena, pria asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak ini mengaku, aksinya itu didukung eyangnya. Bahkan, eyangnya ini juga mengajari bagaimana agar tumpukan jagung yang sebagian dia ambil itu tidak ketahuan.

 

‘’Saya ngambilnya di bagian yang tersembunyi. Eyang saya juga mewanti-wanti agar sampai aksi itu ketahuan. Dan ketika akhirnya orangtua tahu juga tidak mempermasalahkan karena jagung itu kami  berikan warga yang kekurangan,’’ terangnya.

 

Kisah masa kecil itu, sangat membekas di hatinya. Menjadi karakter dan terbaya hingga sekarang. Karakter itu menjadikan Setiajit menjadi pribadi yang suka menolong dan sangat berempati pada warga yang membutuhkan pertolongan.

 

‘’Bagaimana ya, rasanya ini sangat tidak tega saat melihat warga yang kekurangan. Saya akan berusaha sekuat mungkin untuk membantu,’’ ungkapnya.

 

Dari sinilah kemudian muncul mimpi besar untuk Kabupaten Tuban. Malang melintang menjadi pejabat di luar daerah, Setiajit ingin kembali ke Tuban. Membanguan Tuban, tanah kelahirannya. Caranya dengan menjadi Bupati Tuban, agar kebijakan dan mimpi-mimpinya bisa dijalankan.

 

Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang sekarang disebut aparatur sipil negara (ASN) semua tingkatan sudah dia jalani. Mulai menjadi staf yang bertugas membuat amplop dan mengantarkan surat dinas ke mana-mana, sampai menjadi pucuk pimpinan. Saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas ESDM pemerintah Provinsi Jawa Timur.

 

Di bidang pemerintahan, Setiajit pernah kenyang pengalaman. Sudah bisa membuat kebijakan untuk daerah. Dan sangat faham undang-undang dan aturan pendukungnya. Misalnya saat menjadi Kepala Bakorwil Wilayah Bojonegoro, yang membawahkan Kabupaten Tuban, Lamongan dan Bojonegoro.

 

Membuat kebijakan sebagai bupati? Sudah pernah. Itu dilakukan saat menjadi Pejabat (Pj) Bupati Jombang. Kala itu, kebijakan-kebijakan Setiajit menjadikan Jombang lebih maju. Pelayanan publik menjadi perhatiannya. Salah satunya layanan kependudukan yang dia sulap, dari semula butuh waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.

 

Dengan kebijakan yang dia miliki, bisa dia ubah menjadi cukup beberapa menit atau jam. Mengurus dokumen kependudukan bisa ditunggu. Warga tidak harus datang ke kantor yang mengurus layanan kependudukan.

 

Karena di tempat-tempat keramaian ada layanan jemput bola untuk melayani masyarakat mengurus dokumen kependudukan. Di lokasi car free day (CFD) misalnya.

 

Latar belakang pendidikan, setelah menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di Tuban, Setiajit melanjutkan ke perguruan tinggi Surabaya. Unair adalah pilihannya. Di perguruan tingginya siswa-siswa berotak encer itu, Setiajit mengambil jurusan hukum. Lalu dilanjutkan kuliah lagi hingga pasca sarjana dengan gelar magister manajemen (MM).

 

Pendidikan di luar negeri dalam perbincangan yang dipandu host Eddy Purnomo itu juga dia ungkap. Misalnya di Jerman, Italia, Thailand dan negara-negara lain. Sehingga secara pendidikan dia komplit, secara pengalaman tak diragukan lagi, dan secara kecakapan sudah terbukti.

 

Maka ketika dia ingin mengabdikan diri menjadi Bupati Tuban, dia sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Potensi apa yang akan dia garap, dan bagaimana menggarapnya dia sudah siap konsep dan metode pelaksanannya. Bahkan, skema pembiayaannya juga sudah dia siapkan.

 

‘’Mimpi saya akan membuat Tuban lebih maju, unggul dan sejahtera. Tuban adalah milik bersama, sehingga kita harus berjuang bersama untuk mewujudkannnya,’’ kata dia.

 

Dia memilah ada tiga tantangan yang akan dia untuk membangun Tuban kelak ketika dia menjadi bupati. Pertama adalah kurangnya pimpinan yang visioner, inovatif dan berani mengambil keputusan. Menurut dia, kepemimpinan (leadership) adalah kata kunci dalam tata kelola organisasi, utamanya pemerintah daerah.

 

Dengan tantangan pembangunan yang semakin kompleks, membutuhkan pemimpin yang tidak hanya mahir dalam tata kelola pemerintahan, namun memiliki visi dan arah pembangunan yang jelas. Dibutuhkan pemimpin yang kreatif, dan mampu memanfaatkan keterbatasan menjadi peluang. Bukan pemimpin yang memimpin ala kadarnya.

 

Kedua kurangnya sinergi dan pelibatan berbagai elemen masyarakat dalam pembangunan. Beban berat akan menjadi ringan jika seluruh elemen masyarakat bersatu padu dan terlibat dalam pembangunan. Jika sebaliknya akan berat.

 

Menurut Setiajit, sejarah sudah membuktikan kebesaran Tuban sejak abad 12, dibangun berdasarkan prinsip kebersamaan dan kesatuan dari berbagai suku, agama, budaya dan golongan. Karena itu, harmoni dan sinergi menjadi kayta kunci untuk melakukan lompatan pembangunan di masa yang akan datang.

 

Hambatan ketiga adalah minimnya kebijakan pemberdayaan dan anggaran pro rakyat. Faktanya, dari total APBD Tuban Rp 2,4 triliun yang lebih banyak untuk membiayai belanja rutin dibandingkan belanja publik. Padahal mestinya pemkab bisa lebih memaksimalkan anggaran yang ada untuk belanja publik yang langsung mengena ke masyarakat.

 

Misinya jika menjadi bupati adalah membuat Tuban unggul, sejahtera dan berkeadilan. Di antaranya akan membangun sumber daya manusia (SDM) yangh cerdas, sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur dan  memiliki memiliki keunggulan kompetitif dan siap bersaing dalam revolusi industri 4.0.

 

Mewujudkan masyarakat religius berbudaya dan berkarakter dalam tatanan kehidupan yang aman, nyaman dan harmonis. Juga mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dan masyarakat. Misalnya dengan memaksimalkanm potensi dan keunggulan daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

 

Memberi kemudahan investasi, penguatan koperasi dan mendorong maju dan berkembangkannya UMKM. Bidang infrastruktur juga dibangun dengan mantap, merata dan berkeadilan dengan memperhatiklan daya dukung dan kelestarian lingkungan. Tata kelola pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel dan bebas KKN dengan mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) akan diwujudkan.

 

‘’Mimpi saya itu Tuban bangkit,mandiri,cerdas,sehat, makmur, kerja, agro, melayani dan harmoni. Masing-masing ada penjabarannya. Luar bisa jika nanti bisa kita capai,’’ tandasnya.[ono]