Efektifkah Penggunaan Masker untuk Cegah Virus Corona?

Reporter: -

blokTuban.com - Kasus virus corona yang terus bertambah di berbagai belahan dunia membanjiri publik dengan banyak informasi.

Pada akhirnya, kondisi ini menimbulkan keraguan di masyarakat atas informasi-informasi tertentu.

Termasuk salah satunya informasi penggunaan masker. Kita semua tahu bahwa masker wajah utamanya perlu digunakan oleh mereka yang sedang sakit, agar tidak menularkan virusnya kepada orang lain.

Namun, seiring berkembangnya wabah virus corona, semakin banyak publik yang mengenakan masker meski sedang tidak sakit dengan alasan pencegahan.

Nah, apakah sebetulnya masker wajah cukup efektif untuk mencegah virus corona?

Dilansir dari Guardian, penggunaan masker wajah tentu bukan jaminan kita tidak akan tertular virus corona, karena virus juga dapat menular melalui mata dan partikel virus kecil, yang dikenal sebagai aerosol. Partikel virus kecil tersebut dapat menembus masker yang kita gunakan.

Namun, masker dinilai efektif untuk menahan tetesan (droplet) sebagai rute transmisi utama dari coronavirus.

Sejumlah penelitian memperkirakan, masker memiliki kemampuan menahan tetesan tersebut sekitar lima kali lipat jika dibandingkan dengan seseorang yang tidak menggunakan penghalang apapun.

Meskipun, ada pula penelitian yang menemukan tingkat efektivitas masker lebih rendah.

Jika kita kemungkinan melakukan kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi, masker dapat mengurangi kemungkinan tertular dari penyakit tersebut.

Jika kita mengalami gejala yang mengarah pada virus corona atau telah didiagnosis, memakai masker juga dapat melindungi orang lain.

Sementara itu, laman Live Science menyoroti jenis masker wajah yang digunakan.

Spesialis penyakit penular dari Vanderbilt University in Tennessee, Dr. William Schaffner mengatakan, masker bedah tidak efektif untuk mencegah virus corona.

Masker yang lebih khusus, yang dikenal sebagai respirator N95, menurutnya bisa melindungi terhadap virus corona baru.
Masker jenis tersebut lebih tebal daripada masker bedah, tetapi baik Schaffner maupun Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) tidak merekomendasikannya untuk penggunaan umum, setidaknya tidak pada saat ini.
Sebab, mengenakan topeng tersebut dalam waktu lama adalah suatu hal yang menantang.

Ia bahkan terus menerima sesi pelatihan setiap tahunnya hanya untuk mengajari cara memasang respirator ini dengan tepat di sekitar hidung, pipi, dan dagu. Alasannya, untuk memastikan pemakai tidak bernapas lewat tepi respirator.

"Bernapas lewat material tebal itu akan lebih sulit dan bisa membuat sedikit sesak. Kondisi ini akan membuat bagian dalam lembab dan panas," kata Schaffner.

Bahkan, ketika hanya akan mengenakannya dalam waktu singkat di ruangan tertentu, Schaffner sendiri harus keluar dari ruang isolasi tersebut, melepasnya, lalu mengambil napas dalam-dalam sebelum bisa kembali.

Masker N95 mungkin masih tersedia baik offline maupun online, namun Schaffner tidak menganjurkan untuk membelinya.

Apalagi, jika terlalu banyak orang menimbun N95 yang tidak perlu, para pekerja kesehatan dan mereka yang membutuhkan bisa kehabisan stok dan itu dapat berisiko.

Schaffner juga menyoroti orang-orang yang menggunakan masker bedah karena sedang sakit dan tidak ingin menularkan orang lain.

Hal itu memang bisa dilakukan, namun jika kamu sakit ia menganjurkan untuk tidak banyak beraktivitas di area publik.

"Lebih baik beristirahat di rumah," katanya.

Pada intinya, masker penting digunakan bagi pekerja kesehatan dan sosial ketika merawat pasiennya.

Masker juga direkomendasikan bagi anggota keluarga yang perlu merawat seseorang yang sakit. Idealnya pasien dan perawat sama-sama mengenakan masker.

Namun, masker mungkin hanya memberi sedikit perbedaan jika kamu hanya berjalan-jalan di kota atau naik bus yang lengang, sehingga kamu tidak perlu memborongnya dalam jumlah besar.

CDC mengatakan, bahwa cara terbaik menghindari virus corona adalah menunda semua rencana perjalanan ke tempat-tempat berisiko.

Kita juga disarankan untuk rutin membersihkan tangan dengan sabun, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan kotor, menghindari kontak dengan orang-orang yang sedang sakit, serta rutin membersihkan permukaan dengan disinfektan.

*Sumber: kompas.com