Begini Harapan Mahasiswa di Cina asal Tuban Akibat Virus Corona

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Penyebaran Virus Corona (COVID-19) di China dikabarkan tercatat mulai melambat dalam beberapa pekan terakhir.

 Hal ini membuat gembira mahasiswa jurusan kedokteran di Hubei University Of Science And Technology Cina asal Kabupaten Tuban, Kamis (5/3/2020). 

Mahasiswa bernama lengkap Nanang Eko Yulianto itu, berdomisili di Desa Kebomlati, Kecamatan Plumpang.

 Pemuda ramah ini dinyatakan sehat dari Virus Corona (Covid-19) oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes), setelah melalui masa observasi di Natuna dua pekan. 

"Karena di Cina masih ada Corona, perkuliahan diganti sistem online," terang Nanang ketika ditemui reporter blokTuban.com di kediamannya. 

Kendati perkuliahan berlanjut, Nanang merasa kurang nyaman. Karena belajar jika tidak berhadapan dengan dosen, maka sulit mencerna apa yang disampaikan. 

"Harapan saya Cina kembali membaik dan bersih. Supaya kami bisa belajar seperti sedia kala," imbuhnya. 

Adanya wabah virus Corona, dia berpesan masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir. Jika kalian bersih maka aman. Kalau hidup bersih sehat maka virus sulit masuk ke tubuh kita. 

Kondisi di Wuhan awal mula adanya virus, lanjut Nanang guru dan dosen di sana sudah siap menolong mahasiswa atau pelajar.

 Selain itu, siap memberi asupan berupa vitamin, susu, yogurt dan lainnya, tergantung kebutuhan pelajar. 

"Kabar penderita virus mati di jalan itu hoaks. Mereka mati di rumah sakit," tambahnya. 

Senada disampaikan Putri Dewi Chandra Kirana asal Banyuwangi. Mahasiswa jurusan Kedokteran yang berbeda kelas dengan Nanang, sengaja bermain di Plumpang. Tujuannya untuk belajar bersama.

Ditambahkan Putri, dalam sepekan dirinya juga kuliah online tiga hari mulai Senin, Rabu, dan Jumat. Untuk kapan perkuliahan di Cina aktif, belum ada pengumuman resmi dari universitasnya. 

"Belum ada kepastian. Sangat serius wabah Corona di Beijing," sambungnya. 

Informasi yang diterima Putri melalui WAG dan artikel di media, sudah banyak warga yang sembuh dari Corona. Dia bersyukur sekelasnya yang berisi 28 mahasiswa, terbebas dari virus yang menjadi wabah dunia itu. 

"Rata-rata yang terkena virus orang tua atau lansia, kalau anak-anak aman," kisahnya. 

Baik Nanang maupun Putri letak universitasnya di Kota Sianin. Untuk menuju Wuhan jika naik kereta cepat dapat ditempuh dalam 35 menit. Untuk jaraknya sendiri kurang lebih 92 Kilometer. 

Bagi orang tua Nanang, kuliah sistem online dinilai kurang efesien karena tidak ada tatap muka langsung. Diharapkan virus Corona segera teratasi, sehingga pendidikan anaknya kembali normal. 

"Belum ada info kapan bisa kembali belajar di Cina," tandas Padi wali dari Nanang. 

Sebatas diketahui, Cina memang menerapan sejumlah langkah drastis, terutama di kota Wuhan, untuk meredam penyebaran Virus Corona.

 Pemerintah menerapkan isolasi kota, menyuruh warga tidak keluar rumah, menghentikan layanan transportasi umum, bahkan melarang warga naik kendaraan pribadi.

Namun, WHO mengatakan yang membuat kasus Virus Corona melambat drastis bukan kebijakan-kebijakan tersebut.

 Dilansir Vox, Rabu (3/3/2020), langkah terbaik dari Cina adalah kecepatan pemerintah dalam mendeteksi kasus. 

"Saya pikir kunci pembelajaran dari Cina adalah kecepatan," ujar Bruce Aylward, delegasi WHO yang meneliti Virus Corona di Cina. [ali/ono]