Pertamina Dampingi Warga Kilang Tuban Kelola Uang Ganti Lahan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Setelah harga lahan Kilang Tuban diumumkan per 10 Februari 2020 lalu, 563 pemilik bidang lahan di Desa Wadung, Kaliuntu, Sumurgeneng Kecamatan Jenu mulai menerima ganti rugi pembayaran.

Warga yang sebelumnya konsen di sektor pertanian dan peternakan itu, mendadak jadi miliarder setelah menerima uang kaget. Belum semua uang dibayar, dikabarkan 21 orang telah memesan mobil mahal.

Atas kondisi inilah, PT. Pertamina (persero) melakukan pendampingan langsung kepada penerima uang kaget. Audy Arwinandha Nasution selaku Pjs. Manager CSR Pertamina mengantisipasi warga yang belum memiliki gambaran mengelola uangnya seperti apa.

"Kami Pertamina menggandeng LPPM Universitas Airlangga dalam pelatihan dan pendampingan. Karena mereka punya program untuk warga," terang Audy kepada blokTuban.com disela pelatihan di Hotel Willis Kecamatan Jenu, Sabtu (29/2/2020).

Pendampingan manajemen keuangan ini, lanjut Audy akan berkesinambungan. Selama warga kilang membutuhkan, Pertamina selalu ada memberikan yang terbaik karena telah ditugaskan oleh negara.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina mencakup banyak hal. Diantaranya pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan. Pertamina sangat terbuka jika ada warga yang ingin berkomunikasi.

Bergulirnya CSR Pertamina berdasarkan Amdal, UKL-UPL, dan sosial mapping. Unair telah melakukan sosial mapping, dan tahu program apa yang dibutuhkan masyarakat.

"Dari pelatihan ini kami berharap dikabarkan ke warga lain yang belum hadir," imbuhnya.

Pertamina sadar warga mayoritas petani, dimana pengelolaan sebagian untuk kebutuhan keluarga dan sisanya untuk operasional bertaninya. Oleh karena itu, ketika ditanya dalam forum para peserta masih menginginkan bertani.

Meski bertani, Audy berharap pola pikir warga perlahan berkembang. Karena tidak lagi bertani konvensional, tapi juga harus mau berinvestasi jangka panjang.

"Kuncinya pada pengelolaan lahan pertanian. Jika bagus tentu bisa jadi penghasilan bagi petani," tegasnya.

Hasil survei tim Unair sambung Windijarto selaku project leader LPPM, pendidikan warga terdampak kilang rendah. Lembaganya dan Pertamina, khawatir setelah menerima uang kaget warga bukan bahagia melainkan bertambah stres karena tak paham manajemen keuangan.

"Di pelatihan ini fokus tiga materi. Diawali pendekatan agama, dasar-dasar investasi, dan terakhir optimalisasi uang dari perbankan," sambung dosen ekonomi dan bisnis itu.

Selama tiga bulan ke depan, tim LPPM Unair akan intens melakukan pendampingan. Idealnya semua warga terdampak didampingi, tapi lebih difokuskan ke warga yang selama ini bergelut pertanian dan nelayan.

"Untuk para spekulan dan pengusaha mereka sudah jago mengelola uangnya," jelasnya.

Pelatihan ini bagi warga Desa Sumurgeneng, Darwanto penting. Karena penerima uang kaget butuh referensi dan cara menggunakan uang yang baik dan benar.

"Kalau saya pribadi ingin membeli lahan di tempat lain, setelah dua petak dibeli oleh Pertamina untuk proyek kilang," tandas pria yang juga terlibat proyek land clearing lahan KLHK. [ali/ito]