Final, Harga Lahan Kilang Tuban per Meter Rp600 Ribu



Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban dan tim appraisal lahan Kilang New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban hari ini mengumumkan harga minimal Rp600 ribu per meter, Senin (10/2/2020).

Penyelenggara menghadirkan pemilik 563 bidang lahan dari tiga desa yaitu, Wadung, Kaliuntu, Sumurgeneng Kecamatan Jenu di pendopo kecamatan setempat.

Forkopimka Jenu juga hadir dalam pengumuman ini. Nampak pula personil TNI-Polri bersenjata, siaga mengawal proses pengumuman.

Harga apraisal minimal Rp600 ribu, dinilai Dasuki (47) asal Dusun Ringin, Desa Wadung jauh dari harapan. Semula pemilik lahan 4 petak ini, berangan-angan lahannya dihargai Rp1 juta lebih.

"Kami tak puas. Minimal sama dengan harga di Cilacap yaitu Rp1 juta 70 ribu hingga Rp1,4 juta per meternya," tutur Dasuki kepada blokTuban.com disela menunggu antrean dipanggil oleh tim BPN.

Pria yang kini bekerja di proyek GRR ini, sejak awal setuju dan mendukung berdirinya kilang minyak di Jenu. Dia bersama ratusan pemilik lahan di tiga desa, hari ini bersikap menolak harga apraisal.

Harga tersebut dinilai tidak wajar, jika dibandingkan kesuburan lahan di Cilacap dengan Tuban. Setelah pengumuman ini warga bakal berkumpul di balai desa setempat, untuk menentukan sikap.

"Saya inginnya Pemerintah Desa memfasilitasinya," terangnya.

Rata-rata pemilik petak mengeluh dengan surat dari tim BPN, yang dimasukkan dalam amplop cokelat. Karena hanya berisi nama, luasan petak, dan jumlah total harga. Warga ingin ada rinciannya.

Sementara itu, Kepala BPN Tuban, Ganang Anindito menjelaskan hari ini timnya mengumumkan harga lahan dari tim apraisal. Nilainya bervariasi dari yang terendah hingga yang tertinggi.

"Nilainya macam-macam karena ada lahan sawah, rumah, dan pohon," sambung Ganang.

Respon pemilik petak lahan, kata Ganang masih banyak yang pikir-pikir. Terlihat hingga pukul 14.00 WIB masih sedikit pemilik yang membuka rekening di BNI maupun BRI.

Perbedaan harga lahan di Tuban dengan Cilacap, yang menilai adalah tim apraisal. Sedangkan BPN hanya bertugas juru ukur dan mengumumkan.

"Soal rincian disampaikan secara lisan oleh petugas saat pemilik dipanggil. Sedangkan di surat hanya global," tambahnya sembari menyampaikan total dana Rp1,4 triliun yang siap ditransfer ke rekening warga.

Perlu diketahui, target total kebutuhan kilang minyak, ada 1.136 bidang dengan luas 841 hektare. Tersebar di Desa Kaliuntu 6 bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani 1 bidang, dan di KLHK 1 bidang.

Pembangunan kilang Tuban sendiri telah memasuki tahap early work yaitu pembersihan lahan sekitar 328 hektar serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 Ha. Saat ini, dalam pembangunan tahap awal tersebut Pertamina telah menyerap 271 tenaga kerja lokal Tuban. [ali/ito]