Pemkab: Waktunya Pemuda Jadi Pemain Bukan Penonton

Reporter: Ali Imron

 

blokTuban.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Tuban, Budi Wiyana meminta bagi pemuda Ansor yang memiliki jaringan investasi, ikut serta mendatangkan investor. Beberapa tahun terakhir ini, Tuban telah menjadi tujuan investasi hampir Rp250 triliun baik untuk kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) ataupun pengembangan kilang PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI).

 

"Pro kontra yang ada saat ini harus disudahi. Bagi Pemkab sisi yang lain yang lebih penting, bagaimana nanti tidak seperti di industri besar lain kita belum maksimal bukan jadi pemain tapi hanya penonton," pinta Budi Wiyana dalam sambutan di Konfercab PC GP Ansor ke-XIX di Audirotium SMA Al Huda Boarding School di Jalan Letda Suecipto Tuban, Minggu (2/2/2020).

 

Pemkab tidak menginginkan seperti itu, bagaimana kita warga Tuban menyiapkan dan mengantisipasi. Ansor juga harus memikirkannya supaya bisa bekerjasama kelak.

 

Industri kilang minyak di Kecamatan Jenu rentetannya panjang. Untuk kontruksinya kurang lebih 4-5 tahun. Jangan sampai warga lokal tidak punya konpetensi. Pemkab telah mengupayakan itu, supaya anggapan tidak konpeten hilang.

 

Cukup banyak kegiatan di kilang kerjasama antara Pertamina dan Rosneft Rusia ini. Mulai kontruksi hingga multi efeknya. Tanpa jaringan akan sulit masuk, dan ketika punya jaringan harus amanah.

 

"Saya kira Ansor dinahkodai Gus Syafiq, punya konektifitas ke Bu Gubernur. Pesan saya jangan cukup memanfaatkan jaringan, tapi juga harus meningkatkan kompetensi dan kualifikasi," imbuh mantan Kepala Bappeda Tuban itu.

 

Generasi muda sekelas Ansor dari sisi umur, punya peran strategis. Banyak kompetensi yang perlu dipersiapkan melalui berbagai jaringan.

 

Ansor juga bisa bersinergi dengan OPD maupun lembaga lain di luar Tuban untuk meningkatkan kompetensi. Ketika punya keterampilan pengadaan barang jasa tentu harus ditingkatkan. Banyak garapan untuk Ansor.

 

Ansor ke depan program kerja yang berkaitan peningkatan kompetensi anggotanya, harus menjadi prioritas. Kalau tidak pasti organisasi ini akan tertinggal.

 

"Perlu dirumuskan supaya berkesinambungan. Ketika Bupati menargetkan UMKM sekian persen, GP anshor harus menginventarisir anggotanya untuk andil," seru birokrat asal Nganjuk itu.

 

Karena Ansor jadi Banom NU, Sekda mengharapkan tidak meninggalkan induk. Kebijakan NU harus diikuti.

 

Dari sisi program kerja ke depan, Ansor diminta memiliki fokus. Program kearifan lokal yang bisa sinergis dengan pemkab, juga harus dibahas. Sehingga kepengurusan terpilih tinggal menerjemahkan dan menyinergikan dengan OPD sesuai dengan tupoksinya.

 

Perlu diketahui pula, banyak program tantangan ke depan yang harus diselesaikan Bupati dan Wabup sampai msa jabatan Juli 2021. Ada beberapa intervensi anggaran oleh Bupati baik di perubahan APBD 2020 dan APBD 2021.

 

"Misalnya kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengembangan ekonomi daerah," tambahnya.

 

Khusus ekonomi daerah, terobosannya bagaimana berupaya keras mendatangkan investasi besar-besaran ke daerah.

 

Menyikapi seruan Sekda, Ketua PW Ansor Jatim, Syafiq Syauqi meminta Pemkab memfasilitasi peningkatan skill bagi kader ansor. Untuk skill pasti, karena hal ini menyinggung ekonomi kader.

 

"Kami juga berharap bisa bersinerhi untuk Tuban lebih baik," tutupnya. [ali/col]