Kementan Perangi Ulat di Tuban

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Serangan hama ulat grayak yang merusak tanaman jagung milik petani di Kabupaten Tuban membuat Kementerian Pertanian (Kementan) turun tangan. Melalui Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan kementan mengajak petani  melakukan gerakan pengendalian.

 

Gerakan pengendalian secara masal dilakukan bersama para petani di Desa Wolutengah, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban Kamis (23/1/2020) sore. Gerakan dipimpin langsung Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi (Yantekindok) Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tumbuhan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Suwarman.

 

Suwarman datang langsung dari Bandung bersama timnya. Ikut mendampingi Kepala Laboratorium PHPTP Bojonegoro Anwar Subiyanto. Serta Koordinator Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan dan Pengamat Hama Penyakit (POPTPHP) Lilik S, dan POPTPHP wilayah Kecamatan Kerek dan Montong Sunarto serta tim dari dinas pertanian Kabupaten Tuban.

 

POPTPHP Kecamatan Kerek Sunarto mengatakan, wilayah tegalan di Kecamatan Kerek yang ditanami jagung seluas 1.008 hektar. Sedangkan yang diserang hama ulat grayak seluas 686 hektar. Tanaman yang diserang adalah yang masih berusia antara 21-28 hari.

 

‘’Kondisi tersebut yang kami laporkan, sehingga tim teknis dari Kementerian Pertanian turun langsung untuk memeriksa kondisi,’’ jelasnya.

 

Sedang Kabid Yantekindok Suwarman mengatakan, dia dan timnya turun ke Tuban karena ada laporan soal serangan ulat grayak. Dia menyebut, ulat yang menyerang tersebut jenis hama ulat baru dan baru kali ini menyerang.

 

‘’Ulat jenis ini mulai muncul dari Benua Amerika,’’ katanya.

 

Di Indonesia, lanjut Suwarman, mulai masuk sekitar April 2019 lalu dengan persebaran yang cepat meluas. Dia mencatat sejak April tahun lalu, sampai Desember hama yang menyerang titik tumbuh tanaman itu sudah menyebar di 24 provinsi.

‘’Jadi mulai Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur serta provinsi lain semua diserang. Memang harus diberantas dengan upaya pengendalian yang benar,’’ tambahnya.

 

Karena itu, kedatangan dia ke Tuban, selain untuk melihat dan mengambil contoh hama dan tanaman untuk diteliti, pihaknya juga memberikan penyuluhan mengenai tata cara pengendalian. Berikut cara menggunakan obat pembasmi dan campurannya.

 

‘’Dengan cara yang benar, pengendalian akan efektif,’’ katanya.

 

Usai penyuluhan dan mengajari petani meracik obat untuk membasmi ulat hama itu, kemudian dibuktikan di lapangan. Puluhan petani sambil membawa tangki semprotan masing-masing , secara serentak melakukan gerakan pengendalian.

 

Para petani itu menyemprot secara bersama-sama lahan yang diserang ulat. Hasilnya, sekitar satu jam kemudian ulat perusak tanaman itu mati. Para petani mengaku puas dengan gerakan tersebut. Terlebih mereka diberi bantuan obat gratis.

 

‘’Warga sangat berterimakasih atas kepedulian semua pihak yang membantu kami,’’ kata Kepala Desa Wolutengah Rasdan mewakili warganya.[ali/ono]