346 Bidang di Desa Wadung untuk Kilang Tuban Sudah Diappraisal

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Per 27 Desember 2019 lalu, tercatat 346 bidang atau 87,94 hektare lahan di Desa Wadung, Kecamatan Jenu untuk kebutuhan proyek Kilang Tuban sudah diappraisal, Jumat (3/1/2020).

Sedangkan 22 bidang atau 3,74 hektare lainnya sudah diumumkan, 187 bidang atau 45,11 hektare sudah diukur, dan tinggal 42 bidang atau 8,88 hektare lahan yang belum diukur.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tuban, Ganang Anindito mengatakan di Desa Wadung sendiri pihaknya memiliki target pengukuran 562 bidang dengan luas 1.594.355 meter persegi.

"Catatan per 20 Desember tercatat 494 bidang sudah terukur atau baru 88 persen dari total bidang," terang Ganang kepada reporter blokTuban.com beberapa waktu lalu.

Dari 494 bidang yang terukur, ada 460 bidang terpetakan dengan luas 1.222.525 meter persegi atau 82 persen dari keseluruhan bidang di Wadung. Sementara yang sudah diumumkan sekitar 425 bidang atau 76 persen.

Untuk target total kebutuhan kilang minyak, ada 1.136 bidang dengan luas 841 hektare. Tersebar di Desa Kaliuntu 6 bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani 1 bidang, dan di KLHK 1 bidang.

Pembangunan kilang Tuban sendiri telah memasuki tahap early work yaitu pembersihan lahan sekitar 328 hektar serta pemulihan lahan abrasi (restorasi) seluas 20 Ha. Saat ini, dalam pembangunan tahap awal tersebut Pertamina telah menyerap 271 tenaga kerja lokal Tuban.

Dalam siaran resminya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menegaskan pembangunan kilang juga akan menyerap 35% tingkat komponen dalam negeri (TKDN), penyerapan tenaga kerja sebanyak 20.000 saat konstruksi dan 2.500 saat operasi.

Lebih lanjut, Nicke menambahkan setelah mendapatkan penetapan lokasi, Pertamina bergerak cepat untuk menyelesaikan persiapan lahan termasuk menjalankan kesepakatan dengan pemerintah daerah dan masyarakat, di antaranya penyiapan tenaga kerja lokal.

“Pertamina pro aktif membangun kemampuan dan keahlian tenaga kerja lokal. Selain telah menyerap 271 pekerja lokal, saat ini Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada 21 orang lulusan terbaik SMA/SMK di wilayah sekitar untuk melanjutkan kuliah di Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu,” sambung Nicke.

Presiden Joko Widodo juga telah memberi ultimatum kepada Pertamina untuk menyelesaikan pusat industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang minyak di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, selambatnya pada 2023.

 

Saat ini masih ada sejumlah kendala, seperti pembebasan lahan dan proses akuisisi yang belum sepenuhnya selesai.

Pusat industri di Tuban ini mengintegrasikan kilang petrokimia dengan salah satu kilang bahan bakar minyak (BBM) terbesar di Indonesia.

 

Produk yang dihasilkan nantinya tidak hanya BBM, seperti pertamax, premium, dan solar, tetapi juga beragam produk petrokimia yang diperlukan industri, seperti paraxylene, yakni bahan baku utama purified terephthalic acid, olefin, dan toluene.

”Kilang terintegrasi ini bisa untuk (memproduksi) semuanya. Oleh sebab itu, saya sampaikan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara dan PT Pertamina, tidak lebih dari tiga tahun harus rampung,” ujar Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di area kilang PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama Tuban, Sabtu (21/12/2019) lalu. [ali/ono]