Bayi Penderita Kelainan Usus Akhirnya Meninggal

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Berbagai upaya telah dilakukan Rusminto dan Sutriyah agar anak ketiganya Muhammad Hanan Abqori bisa selamat penyakit kelainan usus, tapi Tuhan berkehendak lain. Hanan meninggal di RS Dr. Soetomo Surabaya.

Rusminto menjelaskan kondisi Hanan semakin melemah pada Rabu, (20/11/2019) sore semakin kritis. Tim dokter memompa dada bayi malang itu, hingga akhirnya Hanan agak membaik.

Tetapi pada (21/11) sekitar pukul 02.30, kondisinya kembali menurun, bahkan saturasinya naik turun. Merasa khawatir akan kondisi anaknya, Rusminto kemudian kembali memanggil tim medis. Berbagai tindakan juga telah dilakukan oleh dokter agar Hanan bisa tetap bertahan.

Sekitar pukul 03.00 WIB, salah satu perawat mendatanginya dan memberitahu bahwa Hanan tidak dapat tertolong.

"Mau bagaimana lagi, kami sudah pasrah jika anak kami harus diambil lagi oleh pencipta-Nya," cerita Rusminto, Kamis, (21/11/2019).

Sambil terisak, Rusminto melanjutkan ceritanya, bahwa dengan kondisi keuangan yang menipis harus segera mengurus semua administrasi. Tanpa itu, Hanan tak bisa dibawa pulang untuk dimakamkan. Beruntung orang tuanya bisa dipinjami.

"Saya sampai beranikan diri pinjam ke petugas yang ada di rumah sakit itu, tapi tidak ada satupun yang mau meminjaminya," ungkapnya sambil berderai air mata.

Setelah semuanya diurus, akhirnya sekitar pukul 05.30 WIB, Hanan bisa dibawa pulang dengan naik ambulance dari rumah sakit Dr Soetomo menuju rumah duka.

Diinformasikan bahwa, sebelumnya Muhammad Hanan Abqori mengalami sakit radang paru-paru, karena ususnya naik hingga kebagian atas paru-parunya sehingga ia mengalami kesulitan bernapas.

Pada (24/10) Hanan dirawat di RS Medika Tuban selama 8 hari. Kemudian diberikan surat rujukan ke RS Dr Koesma Tuban, dan dilakukan perawatan intensif selama 10 hari.

Karena tidak ada tanda-tanda membaik, maka Hanan selanjutnya dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Sempat akan dilakukan tindakan operasi, namun kondisi Hanan yang kian melemah membuat tim medis tidak berani mengambil resiko. Di hari yang ke 10 juga, nyawa Hanan dinyatakan tidak dapat tertolong. [ali/ito]