80 Nelayan Tuban Ikut Diklat Pemberdayaan KKP

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Sebanyak 80 nelayan Tuban mengikuti Diklat Pemberdayaan Masyarakat, yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Kantor Syahbandar dan Unit Pelayanan Pelabuhan Kelas III Brondong.

Pelatihan yang bekerjasama dengan Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur, Unit Pelaksana Teknis (UPT PP) Bulu Tuban, serta dibantu oleh Politeknik Pelayanan Surabaya tersebut berlangsung di gedung kantor setempat, Jumat (15/11/2019).

Kepala KUPP Brondong, Ferry Agus Satriyo mengatakan, dalam kegiatan pelatihan tersebut diperuntukkan bagi seluruh masyarakat nelayan dan Anak Buah Kapal (ABK).

"Kegiatan ini kami lakukan sebagai upaya untuk mengedukasi masyarakat nelayan agar saat berkegiatan dilaut dapat benar-benar menjaga keselamatan, terutama bagi dirinya sendiri," ungkap Ferry.

Dalam kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari kedepan tersebut, yakni (15-16 dan 18/11) ini, para peserta akan diberi berbagai materi, salah satunya tentang keselamatan diri dilaut dan tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran (Apar). Tak hanya itu, pada penghujung kegiatan, peserta juga akan diberikan pelatihan atau praktek penyelamatan diri di kolam renang.

Para peserta atau masyarakat nelayan yang hadir dan mengikuti pelatihan ini nantinya akan mendapatkan sertifikat Basic Safety Training Kapal Layar Motor (BST KLM) dan Surat Keterangan Kecakapan 30 Mil.

Dengan adanya kegiatan ini diharapkan agar masyarakat lebih memahami arti keselamatan dalam pelayaran. Selain itu para nelayan juga akan lebih mudah dalam mendapatkan sertifikat kelautan.

"Masing-masing nelayan dan ABK yang mengikuti pelatihan ini akan kami beri sertifikat, dan semuanya kami berikan secara gratis," jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala UPT PP Pantai Bulu Tuban, Supinah berpesan, agar masyarakat nelayan dapat memanfaatkan apa yang mereka hasilkan dalam kegiatan ini, sehingga para nelayan tidak lagi mendapatkan permasalahan ketika berkegiatan dilaut.

"Kami berharap agar kegiatan seperti dalam terus dilakukan dan berkelanjutan, agar seluruh masyarakat nelayan dapat benar-benar memahami arti keselamatan saat berkegiatan dilaut," tutupnya. [ali/rom]