Membuat Layang-layang Jutaan Rupiah, Laku di Malaysia dan Perancis

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Membuat layang-layang kini menjadi peluang usaha menjanjikan di Kabupaten Tuban. Jika dulu hanya digemari anak-anak, kini layang-layang telah dipamerkan dalam festival nasional hingga internasional.

Tak hanya digemari di dalam negeri, layang-layang yang dibandrol jutaan rupiah tersebut ternyata laku di Malaysia hingga Perancis. Bisnis layang-layang ini telah ditekuni Kartana sejak 2016.

Pria asal Desa Ketapang, Kecamatan Tambakboyo mengaku hobi membuat layang-layang sejak duduk di sekolah dasar. Sempat terhenti hobinya pada tahun 2000, karena dirinya harus bekerja di percetakan di Surabaya.

10 tahun berjalan, Kartana mengalami musibah. Jarinya patah karena terjepit alat percetakan. Atas kondisi tersebut, dia memutuskan kembali ke tanah kelahirannya untuk melanjutkan hobinya.

"Tahun 2016 kembali serius menekuni hobi sampai sekarang. Alhamdulillah rejeki lancar," terang Kartana kepada0 blokTuban.com di kediamannya, Senin (4/11/2019).

Untuk membuat layang-layang, perlu mempersiapkan bahan dan alat, diantaranya bambu, kain parasit, solder, mesin sablon, kertas karton, dan lem.

Karena sudah terampil, dalam sehari Kartana mampu membuat 60 sampai 100 biji layang-layang. Dapat dikatakan, sedikit banyak tergantung kondisi tubuhnya.

"Selama ini untuk layang-layang karakter dijual di tempat wisata di Tuban. Sedang layangan kreasi sudah sampai Bali, Malaysia, hingga Perancis," paparnya.

Pesanan layangan dari luar negeri, tergantung musim. Jika musim penghujan cenderung sepi, tapi saat kemarau pesanan melimpah.

Harga layangan kreasi rata-rata dibandrol Rp3-4 juta. Layangan paling mahal pernah laku hingga Rp7 juta. Sementara layang-layang karakter ukurannya kecil grosir Rp10-15 ribu dijual dengan harga Rp25-35 ribu.

Diakui Kartana untuk membuat layangan kreasi butuh waktu dua hingga tiga bulan. Sesuai dengan tingkat kerumitan dan ukuran layangan yang dipesan. [ali/ito]