Refleksi Hari Anak: Ada Pendidikan yang Kerap Lupa Orang Tua Berikan

Reporter: -

blokTuban.com - Perayaan Hari Anak Nasional yang jatuh tiap tanggal 23 Juli ini harusnya bisa refleksi bagi orang tua. Salah satunya, menjawab pertanyaan: apakah kita sudah memberikan  pendidikan yang dibutuhkan sekaligus jadi hak anak.

Memang, kita mungkin sudah mengajarkan anak berbagai hal sejak kecil. Sebagai orang tua, kita juga memastikan anak mendapat pendidikan agama, bahasa hingga matematika di sekolah yang baik misalnya. Tapi ternyata, ada satu pendidikan yang masih sering kita lupakan padahal sangat penting untuk masa depannya. Yaitu literasi finansial.

Apa maksudnya?

Dijelaskan dalam laman Gerakan Literasi Nasional (GLN) Kemendikbud, ada 6 literasi dasar yang perlu anak kuasai, yaitu literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi budaya dan kewarganegaraan, dan literasi finansial. Dari keenam literasi dasar tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar, mengungkap pendidikan literasi finansial belum dilakukan secara serius dan terencana, baik di lingkup keluarga ataupun sekolah.

"Dalam budaya masyarakat kita adalah tabu membicarakan segala sesuatu tentang uang di hadapan anak. Itulah mengapa pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang kesehatan finansial keluarga belum mendapat porsi yang cukup pada kurikulum pendidikan dasar dan menengah," jelas Harris seperti dikutip laman resmi Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud.

Hal tersebut lantas memunculkan pandangan bahwa literasi finansial bukan merupakan kecakapan hidup yang harus dibekalkan pada anak. Pendidikan literasi finansial sendiri, lanjut Harris, bukan hanya sekadar pengenalan uang saja. Lebih dari itu, literasi finansial pada anak adalah sebuah konsep tentang pengenalan pengelolaan keuangan dengan bijak.

"Sehingga anak belajar mengontrol pengeluaran keuangan dengan membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan," papar Harris.

Ya Moms, literasi finansial nyatanya memang sangat diperlukan setiap individu, agar sadar dan paham bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak dan sesuai kebutuhan. Karena itu, literasi finansial sebaiknya diajarkan sedini mungkin kepada anak, terutama pada anak usia pra sekolah dan sekolah dasar.

“Sebab, pengenalan terhadap pengetahuan literasi keuangan sejak dini akan membuat anak-anak terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan benar di masa yang akan datang. Di Indonesia pendidikan literasi keuangan masih menjadi sesuatu yang sangat jarang dilakukan,” kata Harris.

Sementara itu, dalam laman resmi Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud, Kepala Pusat PAUD dan Dikmas Jawa Barat, Muhammad Hasbi membeberkan kendala utama pengenalan literasi finansial untuk anak, yaitu karena orang tua tidak tau bagaimana cara mengajarkannya.

“Ironisnya, sebagian orangtua tidak tahu kapan dan bagaimana bicara pada anak-anak mereka tentang uang. Akibatnya, ketika memasuki dunia kerja mereka tidak tahu mengelola uang dan banyak melakukan kesalahan terkait finansial. Inilah yang mendasari pentingnya pendidikan literasi keuangan sejak usia dini,” katanya.

*Sumber: kumparan.com