Begini Alasan Danau Biru Ditutup Selamanya

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Semenjak ditutup hampir sekitar 2 tahun yang lalu, keadaan Danau Biru yang ada di Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang kini tampak horor terbengkalai. Semak, belukar, serta sejumlah tanaman liar memenuhi akses jalan hingga lokasi danau tersebut.

Terdapat sebuah alasan pasti, mengenai destinasi wisata alam bekas galian C itu ditutup dan tak akan pernah dibuka selamanya. Usut punya usut, danau yang juga disebut dengan danau curuk yang memiliki kedalaman maksimal sekira 8 meter itu pernah menelan korban.

Siapa sangka, danau dengan keteduhan pohon dan tanaman rindang disertai pemandangan lanskap bukit kapur itu pernah memakan korban jiwa. 

"Pernah ada orang tenggelam. Kejadian itu sekitar 3 tahun yang lalu. Pengunjung ingin bermain air di danau, tapi nggak bisa berenang," ulas Asmulan (58) selaku Pengelola Danau Biru menceritakan masa lalu.

Bahkan dia sempat dibawa ke pihak berwajib keamanan Plumpang saat kejadian itu guna dimintai keterangan. Lewat pelbagai pertimbangan, akhirnya Asmulan bersepakat untuk menutup wisata danau itu.

"Secepatnya harus ditutup ya Pak," kata Asmulan menirukan imbauan dari Polsek Plumpang yang bermaksud agar tak menimbulkan korban jiwa lagi.

Di sisi lain, memang berat hati untuk melakukannya. Menutup, meniadakan tempat yang pernah memberikan rasa nyaman dan bahagia para pengunjung yang datang dari berbagai wilayah Kabupaten Tuban.

"Ya, mau gimana lagi. Timbang makan korban lagi, atau ada hal yang gak diinginkan, mending ditutup saja lah. Monggo kalau mau survei tempatnya lagi, lihatlah kondisi sekarang," pungkasnya kepada blokTuban.com, Selasa (25/12/2018) yang seketika itu hujan deras melanda seluruh wilayah bekas galian tambang C. 

Kini, tak ada lagi wujud wisata Danau Biru Kesamben yang hanya muncul dan ramai ketika musim penghujan tiba. Hanya ada sedikit memori bergambar tentang Danau Biru, Danau Curuk, ataupun Green Lake Jowo pada penelusuran web di google. Sebab diketahui, danau bekas galian tambang itu hanya terisi air penuh dan bisa dikunjungi hanya pada waktu tertentu. Dan kini sudah tertutup secara otomatis lewat alam yang dibantu belukar rimbun menyelimutinya. [feb/col]