Gema Utama Tuban Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi Bom Surabaya

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Menyongsong datangnya bulan suci Ramadhan 1439 H/2018 M, masayarkat Surabaya dikejutkan dengan peristiwa yang diduga bom bunuh diri.

Tidak tanggung-tanggung, pagi tadi, Minggu (13/5/2018) bom meledak di Gereja Santa Maria, Ngagel. Di susul kemudian ledakan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat ( GPPS ) Sawahan.

Generasi Pemuda Lintas Agama (Gema Utama) Tuban menyayangkan serangan teroris atas nama agama ini, upaya yang menunjukkan radikalisme ini sangat memprihatinkan.

"Rangkaian peristiwa itu memiliki pesan bahwa masih saja ada pemahaman yang berkembang di masyarakat dan kalangan umat beragama, bahwa cara-cara seperti bom bunuh diri itu diperbolehkan sebagai bagian dari perjuangan atas nama agama. Tentu saja hal ini merupakan kesesatan pemahaman dalam beragama," kata Ketua Gema Utama Tuban, Mundzir, Minggu (13/5/2018).

Pihaknya juga mengklaim, agama sama sekali tidak membenarkan cara-cara kekerasan seperti itu. Oleh karena itu, menyaksikan dan mencermati rangkaian peristiwa di Surabaya, Gema Utama sebagai organisasi pemuda lintas agama mengutuk keras dan mengecam segala tindakan kekerasan dan terorisme, apapun motifnya.

Segala bentuk tindakan kekerasan, apalagi yang mengatasnamakan agama dengan cara menyebar teror, kebencian, dan kekerasan dianggap bukanlah ciri Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Islam mengutuk kekerasan. Bahkan tidak ada satu pun agama di dunia ini yang membenarkan cara-cara kekerasan dalam kehidupan," tegas pria yang juga aktif di organisasi Gerakan Pemuda Ansor Tuban itu.

Di sisi lain, pihaknya juga menyampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. Segala yang terjadi merupakan suratan takdir dan ia mengajak keluarga harus menerimanya dengan penuh kedewasaan, lapang dada, dan kesabaran.

Atas peristiwa nahas itu, Gema Utama Tuban mendukung langkah-langkah aparat keamanan untuk mengusut tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan radikalisme sudah dianggap sedemikian merajalela, maka diperlukan penanganan khusus yang intensif dari pelbagai pihak, utamanya aparat keamanan.

"Kami dari pemuda lintas agama, mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan," tandasnya.

Pihaknya berharap warga umat Islam untuk senantiasa meningkatkan Dzikrullah dan berdoa kepada Allah SWT, untuk keselamatan, keamanan, kemaslahatan, dan ketenteraman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu ia juga mminta segala pihak untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini.

"Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebarkan isu, gambar korban, dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini," pungkasnya menandaskan. [rof/col]