Bingung Cari Lokasi, Pengrajin Gerabah akan Tergusur Tanggul

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Raut santai tertata rapi di wajah Parlan (48), pengusaha gerabah yang berada di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, ketika beraktivitas sehari-hari. Namun, kerlingan mata beserta gelombang kulit di keningnya tiba-tiba saja berubah ketika teringat bangunan tanggul penopang banjir juga lekas menggusur salah satu tempat produksi olahan gerabahnya itu.

Terik panas ini adalah waktu yang pas untuk digunakan proses pengeringan gerabah dengan cara membakarnya bersama jerami dan tongkol jagung kering, menimbun gerabah setengah jadi.

"Bangunan tempat pengeringan ini, nantinya akan digunakan sebagai bangunan tanggul bengawan. Tapi sampai sekarang masih bingung cari tempat pindah," cerita lelaki yang memiliki enam orang cucu itu, ketika ditanya blokTuban.com terkait tempatnya yang berada persis dekat bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa, Rabu (14/3/2018).

Menghentikan aktivitasnya sejenak, mengangkut jerami kering yang digunakan bahan bakar pengering gerabah. Dia menghela nafas sejenak, lalu menyambung cerita tentang lahan yang akan dijadikan tanggul.

Sambung Parlan, bulan April nanti akan ada sejumlah petugas dari pihak proyek tanggul mendatangi lokasi pengeringan gerabah miliknya. Jika sudah ada kesepakatan dari pihaknya berserta pihak pengerjaan proyek, dia harus bergeser tempat, dan merelakan tanahnya untuk bangunan tanggul.

"Tapi ya ada yang pembebasan lahan dari pemerintah kok. Tinggal nyari tempat yang pas dan cocok saja," imbuh Parlan sambil kemudian menyulutkan sebatang korek bensol ke jerami bakarnya.

Segenap rasa seperti tercampur aduk di hati dan pikiran. Cepat atau lambat, dia bersama para pekerja lain tetap harus berkemas barang, boyong ke tempat lain untuk aman dari kerisauan sebab dampak pembangunan pemerintah.

Terlepas dari gundah berpindah tempat, namun dia juga was-was. Apakah dana yang disediakan pemerintah akan cukup untuk mencari tempat dan memulai suasana baru pengerjaan sentra kerajinan khas Ngadirejo itu.

"Dengar-dengar sih dapat lima ratus juta lebih ganti lahannya, sekitar tujuh ratusan bahkan. Tapi bingung, antar dapat uang ganti rugi dan cari tempat lagi masih terus terpikir," pungkasnya. [feb/rom]