Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Jenis bibit jagung memiliki ciri khas, kualitas dan masing-masing. Pilihan bibit jagung yang beredar di kios maupun toko pertanian warga juga menawarkan kelebihan dan kekurangannya, seperti Bisi 31, Bisi 32, NK 22, NK 212, dan lain-lain.

Dari data lapangan di beberapa daerah Kecamatan Grabagan, Rengel, dan Soko, bibit NK 212 menjadi pilihan utama masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani jagung.

Berdasarkan keterangan beberapa petani jagung, keunggulan bibit yang sering juluki petani sebagai bibit 'Wiro Sableng' karena angkasa 212 itu memiliki warna biji orange cerah, memiliki nutrisi yang cukup tinggi, serta harganya yang pas.

"Petani sini mayoritas pakai bibit Wiro Sableng. Umur panen lebih cepat, sekitar 100 harian, dan hasil rata-rata yang bisa diperoleh bibit ini saat dipanen mencapai 6 Ton lebih per hektar," terang Nasran, petani jagung asal Desa Banyubang, Kecamatan Grabagan kepada blokTuban.com, Sabtu (10/2/2018).

Dia juga menambahkan bibit 212 juga bisa tahan kekeringan dan stabil diberbagai kondisi penenaman. "Tongkolnya berisi penuh, katanya sih bisa mencegah terjadinya penyakit busuk tongkol juga. Tapi penyakit jagung kan rata-rata putihen," imbuhnya.

Hal senada rupanya juga diungkap oleh para petani jagung di Desa Jati, Kecamatan Soko. Seluruh petani jagung di desa tersebut memakai bibit 212.

"Semua petani jagung disini pakai NK 212, atau biasa kami sebut bibit Wiro Sableng. Dulu pernah pakai bisi 31, kemudian bisi 32, dan sekarang ini NK 212," kata Kasuri, petani jagung Desa Jati. [feb/ito]